tag:blogger.com,1999:blog-30067991521996906502024-03-19T01:53:59.802-07:00SINAM M SUTARNOsedikit catatan darikusinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-41400452743630037682022-03-17T07:25:00.004-07:002022-03-17T07:25:39.793-07:00Mengenal Media Komunitas<div><p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><b>Mengenal Media Komunitas</b></p><p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><b>Oleh: Sinam M Sutarno</b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 85.5px; min-height: 14px; text-align: justify;"><i></i><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>“</i></span><i>setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang ada</i><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>”</i></span><i> </i><b>pasal 28 f UUD 1945</b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><b></b><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Pendahuluan </b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media sering dikatakan sebagai salah satu pilar demokrasi , dimana keberadaannya menjadi penghubung antara banyak pihak untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi. Secara umum media memiliki peran Informasi, Pendidikan dan Hiburan. Dari ketiga peran inilah media mempengruhi khalayak dan media kini menjadi salah satu kekuatan yang membentuk opini publik dan menjadi rujukan informasi. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dalam konteks penyiaran yang awalnya hanya mengakui Lembaga Penyiaran Pemerintah dan Penyiaran Swasta , sejak lahir nya UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran memberikan pengakuan tentang Lembaga Penyiaran Komunitas. Ini menjadi sejarah pertama bahwa media komunitas diakui dalam perundang undangan di Indonesia. Namun yang terpenting sebenarnya bukan sekadar pengakuan negara akan keberadaan media komunitas. Hadirnya media media yang awalnya dianggap ilegal bahkan kalau dalam radio ada sebutan radio gelap di masa orde lalu, kenyataanya mereka menjadi bukti bahwa komunitas siap dan bersungguh sunggu bermedia. Dan ini yang menjadi basis argumentasi mengapa media komunitas perlu mendapat pengakuan dari negara. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Tumbuhnya media komunitas juga menjadi bagian dari kritik atas keberadaan media arus utama yang kadang memiliki agenda sendiri dan jauh dari harapan komunitas. Perbincangan, materi bahasan dan informasi yang dihadirkan tidak mencerminkan suara warga. Bahkan jika menilik pada perkembangan di era orde baru, media sering menjadi alat pemerintah. Sehingga media komunitas sebenarnya kehendak bagaimana komunitas akan bicara tentang dirinya, oleh dirinya bersama sama. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Media Komunitas </b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media komunitas sering didefinisikan secara mudah sebagai media dari, oleh dan untuk komunitas. Definisi ini sesungguhnya memang sangat dalam dan menjadi pembeda dengan media arus utama, maka sering juga media komunitas oleh beberapa orang disebut sebagai media alternatif. Akan tetapi istilah media alternatif ini tentu kurang tepat karena Media Komunitas adalah wujud kemerdekaan komunitas dalam bermedia, kemerdekaan itu tentu saja bukan alternatif tetapi Hak. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media komunitas lahir dari inisitatif komunitas atas dasar kebutuhan pentingnya saluran informasi dan komunikasi dua arah di tengah tengah komunitas. Biasanya di motori oleh individu individu yang memiliki kepedulian pada perkembangan komunitas dan memiliki ketrampilan memanfaatkan media. Sebagai contoh dalam pendirian radio komunitas misalnya, ada radio komunitas yang didirikan oleh forum warga atau organisiasi komunitas yang merasa butuh media, tetapi ada juga yang didirikan oleh sekelompok anak muda yang kemudian mendirikan organisasi radio komunitas. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pengelolaan media juga dilakukan dan diselenggarakan sendiri oleh komunitas sebagaimana prinsip gotong royong. Bahkan beberapa orang menyebut media komunitas menyebut media komunitas sebagai media gotong royong. Makna gotong royong disini ada yang mengartikan sebagai sukarelawan karena memang tidak ada honor atau gaji dalam pengelolaan media komunitas. Namun bukan semata mata gotong royong dimaknai sebagai gratisan, disitulah sebenarnya esensi kemerdekaan itu. AMARC International sebuah jaringan radio komunitas international menegaskan bahwa : <span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>“</i></span><i>radio komunitas bukan soal radio melayani komunitas, tetapi komunitas melayani dirinya sendiri menggunakan radio</i><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>”</i></span><i>. </i>Jika definisi ini ditarik lebih luas pada media komunitas maka disini adalah ruang komunitas melayani dirinya, dan komunitas saling melayani menggunaan saluran informasi dan komunikasi yang mereka pilih. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Informasi yang hadir dalam media komunitas tentu juga yang relevan dengan kebutuhan komunitas itu sendiri. Dalam hal ini ada dua jenis informasi yakni informasi yang mereka hasilkan dan informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang dihasilkan biasanya berupa potensi yang ada di komunitas seperti hasil bumi, pariwisata, kerajinan, industri rumah tangga, kemampuan khusus individu berprestasi, kebutuhan layanan publik dll. Sedangkan informasi yang dibutuhkan biasanya terkait dengan kebijakan pemerintah, pelayanan publik dll. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Informasi yang dikelola di media komunitas disebarluaskan dan ditujukan untuk anggota komunitas yang bersangkutan atau memang sengaja di tujukan kepada pihak pihak yang terkait dengan kepentingan komunitas. Maka media komunitas bukan media yang netral, tetapi merupakan alat bagi komunitas untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Sehingga informasi yang dicari, diperoleh, diolah dan disebarluaskan dapat dapat memperkokoh nilai nilai luhur yang hidup ditengah tengah komunitas, dan bermanfaat bagi kehidupan komunitas. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media komunitas juga merupakan cara baru komunitas bermedia, jika dalam struktur media industri saat ini ada jurnalis, news room/redaksi, kemudian pemilik media. Dalam media komunitas itu semua struktur bisa dilakukan semua secara kolektif oleh komunitas. Warga bisa menjadi jurnalis menuliskan berita dan informasi, kemudian mengolah bersama sama dalam ruang redaksi dan disiarkan dalam radio, ditulisan dalamm buletin, atau di diskusikan dalam pertemuan warga secara merdeka. Semua orang adalah wartawan, semua orang adalah redaktur dan semua orang adalah pemilik medianya. Maka kasus seperti di media industri, ada tulisan wartawan yang ditolak redaksi atau tulisan redaksi di tolak pemilik, tidak akan terjadi media komunitas. Inilah kemerdekaan itu, dan sekaligus kesetaraan bermedia ala media komunitas. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Jenis Jenis Media Komunitas </b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Mungkin diantara kita sering terjebak memahami media hanya cetak dan elektronik saat ini <i>online. </i>Hal ini mungkin tidak salah terutama bagi media arus utama namun tentu tidak untuk media komunitas. Jenis Media komunitas itu banyak sekali dan ini sangat dipengaruhi oleh sejauhmana kondisi sosial budaya dan bagaimana akses komunitas terhadap teknologi. Melihat praktik praktik bermedia dimasa lalu, melihat perkembangan media saat ini maka JRKI mencoba mengelempokkan media komunitas menjadi 3 (tiga) yakni <i>on air, on line </i>dan <i>on land</i>, dan ketiganya ini bisa saling berkolaborasi yang di sebut dengan <i>3 On (three on) </i>atau pun juga bisa berdiri sendiri sendiri sesuai dengan kebutuhan komunitas. Kalau bisa dikolaborasikan dengan baik, ketiga model media komunitas ini bisa saling menguatkan dan memperluas jangkauan pengaruhnya. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Media Darat (</b><i>On land)</i></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Istilah <i>on land</i> sebenarnya menggambarkan pertemuan langsung atau biasa kalau dalam penyiaran sering disebut dengan istilah <i>off air </i>(walau istilah ini kurang tepat). . Beberapa ragam media komunitas berbasis onland</p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Media Tatap Muka</b>: Media yang bersifat tatap muka dan interaksi langsung <i>(on land)</i> sesungguhnya memiliki derajat tertinggi dalam ber-media. Pesan yang ingin disampaikan bisa didengar, dilihat dan dirasakan langsung oleh pemberi dan penerima pesan. Boleh dikatakan bahwa media lain hanya dibutuhkan manakala media tatap muka tidak bisa dilakukan, entah dengan alasan keterbatasan waktu, jarak dan jumlah orangMedia model pertemuan warga ada yang informal seperti arisan RT (Rukun tetangga), Pengajian, kenduri, posyandu sampai yang Formal seperti Rapat PKK, Rapat Kelompok Tani, musyawarah desa dll. Pertemuan tatap muka semacam ini bisa dimanfaatkan untuk berbagi informasi sekaligus berkomunikasi tentang hal hal yang bermanfaat bagi komunitas.</li>
</ul>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Media Komunitas Cetak</b> : media ini biasa nya berupa Buletin/Koran komunitas, majalah dinding, dan selebaran yang disebarkan secara terbatas dilingkungan komunitas. Memang tradisi membaca dan menulis belum cukup kuat di masyarkat kita , namun juga menjadi semacam ruang untuk belajar mendokumentasikan berbagai pengalaman baik yang ada di komunitas. Kekuatan media tulis ini bisa bertahan lama tidak seperti radio dan tv. Sehingga hasil liputan akan tetap jadi pembelajaran.</li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"> </p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Media Film Komunitas</b></li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; text-align: justify;">Layar tancap dahulu sempat menjadi sarana yang ampuh untuk penyuluhan yang diselenggarakan oleh pemerintah, seiring waktu berjalan layar tancap kurang diminati. Namun saat ini sebenarnya tradisi layar tancap itu hidup kembali, lihat saja saat ada siaran sepakbola terutama Piala Dunia, dimana mana ramai orang menggelar NonBar (Nonton Bareng). ini sebenarnya peluang bagi kita untuk memanfaatkannya menjadi sarana komunikasi. Yayasan Kampung Halaman Yogyakarta, sebuah LSM yang konsen pada pengembangan film komunitas memfasilitasi secara partisipatif pembuatan film komunitas oleh warga dan kemudian hasilnya bisa ditonton bersama selayaknya Layar Tancap jaman dahulu . </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; min-height: 14px; text-align: justify;"> </p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Media Seni Tradisional : </b></li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; text-align: justify;">Seni Tradisional memang fungsi lebih banyak dilihat sebagai ruang ekspresi seni untuk menghibur. Namun sebenarnya juga kental dengan fungsi pendidikan, bahkan yang menyebut <i>tontonan </i>dan <i>tuntunan. </i>Sebut saja wayang kulit yang menjadi media dakwah bagi walisongo di jawa, setiap perjalanan wayang tak lepas dari nilai nilai baik yang diajarkan pada masyarakat. Bahkan nilai nilai baru pun bisa dimasukkan dalam alur cerita sehingga memudahkan untuk menyampaikan informasi. Misalnya saja ki Moro Carito dari seorang Dalang Wayang Kulit dari Boyolali Jawa Tengah , saat Pemerintah menggalakkan program KB , beliau membuat cerita wayang dengan judul <span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>“</i></span><i>Wahyu Catur Wargo</i><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>”</i></span>. <i>catur wargo </i>makna harfiahnyanya adalah 4 warga, yang ini sebenaranya mengggunakan istilah BKKBN Catur warga yang terdiri dari ayah ibu dan dua anak. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; text-align: justify;">Media tradisional ini masih hidup di tengah tengah masyarakat terutama masyarakat pedesaan , sehingga masih cukup efekti sebagai bagian dari strategi komunikasi dan pendidikan bagi masyarakat. Dengan menggunakan bahasa lokal juga memudahkan penyampaian pesan dan tentu saja bagaimana masyarakat mendiskusikan pesan pesan baru tersebut. Berbagai media tradisional yang bersifat pentas misalya Kethoprak, Lenong, Wayang Kulit, Ludruk, Sandiwara, Wayang Golek, atau juga berbasis lagu dan pantun. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Media siaran (on air)</b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dalam konteks media penyiaran komunitas atau media <i>on air </i>praktek terbanyak sampai saat ini masih di Radio Komunitas, sedangkan untuk Televisi Komunitas mengalami persoalan berat di regulasi dan kelangsungan hidup. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Sejak disahkan UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, Radio Komunitas menjadi salah satu bagian penting dari Penyiaran yang ada di Indonesia yang mana sebelumnya hanya mengenal lembaga penyiaran pemerintah RRI dan TVRI) dan Lembaga Penyiaran Swasta. Jaringan Radio Komunitas Indonesia kemudian mendefinisikan radio komunitas adalah Media Komunitas Berbasis Audio yang didirikan dari inisiatif komunitas, dikelola oleh komunitas dan dimanfaatkan untuk kepentingan komunitas mewujudkan kesejahteraan bersama. Definisi ini juga senafas dengan UU 32 tahun 2002 dimana LPK (Lembaga Penyiaran Komunitas): Lembaga Penyiaran yang berbadan hukum Indonesia, didirkan oleh komunitas tertentu, Independen, tidak komersial, daya pancar rendah, jangkauan terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya . Pasal 21 ayat (1) UU 32 tahun 2002 tentang Penyiaran </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Secara Kelembagaan , radio komunitas Badan hukum Perkumpulan, alat kelengkapan Dewan Penyiaran Komunitas sebagai wakil komunitas dalam penyusunan kebijaka radio dan pengawasan, BPPK sebagai pelaksanaa dan beranggotakan minimal 250 orang atau setegang populasi ditambah satu. Kekuatan Teknis radio komunitas adalah daya pancar 50 watt atau radius 2,5 KM setara dengan beberapa desa atau 1 kecamatan. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Program utama radio komunitas adalah pendidikan , informasi dan hiburan yang senafas dengan nilai nilai yang berkembang di komunitas. Fokus nya adalah bagaimana bersama sama mewujukdan komunitas yang cerdas dan terorganisir . Selain hiburan kebutuhan spesifik di komunitas, radio komunitas saat ini juga terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencan, pemberantasan korupsi, kependudukan dan KB, pemberdayaan perempuan dan anak, HIV Aids, kawal dana desa dll. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Media Maya (on line)</b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Masing masing media ini memiliki karakteristik sendiri dan memiliki segmen yang beragam pula sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan komunitas. Hadirnya medin on line saat ini juga merambah di tengah tengah komunitas. Kalau dulu orang hanya mengenal email dan web site, sekarang media sosial sudah menyebar kemana mana. Apa yang terjadi hari ini bisa diketahui dengan cepat oleh pihak pihak lain dalam waktu sekejap tanpa memandang jauh dan dekat. Secara umum dalam dunia on line kedalam</p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Blog atau Website Komunitas</b></li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 19.9px; text-align: justify; text-indent: 0.1px;">Blog atau website hampir seperti buletin komunitas tapi ini versi online, bagi yang memiliki sumber pendanaan yang cukup bisa sewa hosting dan domain sendiri. Namun jika tidak , banyak fasilitas gratis yang diberikan oleh seperti google, wordpress, dll. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 19.9px; min-height: 14px; text-align: justify; text-indent: 0.1px;"><br /></p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Media Sosial</b></li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; text-align: justify;">Media sosial seperti Facebook, twitter, Instagram bukan lagi media pribadi, tetapi juga oleh komunitas. Bahkan beberepa group seperti FB dan Whatsapp menjadi ruang ngobrol komunitas yang paling sering banyak dipakai. Ini sangat berpeluang dan sudah sering dipakai untuk berbagi pembelajaran baik. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Streaming</b> </li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0px 20px; text-align: justify;">Streaming atau siaran baik audio maupun video melalui internet sekarang sudah sangat mudah, bisa menggunakan fasilitas khusus stremaing yang dimodifikasi dengan aplikasi android. Namun sekarang beberapa media sosial seperti Facebook, Youtube sudah memberikan fasilitas streaming menggunakan akun kita. Beberapa media termasuk media komunitas memanfaatkan untuk memperluas jangkauannya. Radio yang awalnya siaran menggunakan frekwensi FM saat ini bisa ditambah dengan streaming dan aplikasi android. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Sasaran Media Komunitas</b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Prinsip bermedia adalah bagaiman pesan kita mampu menjangkau semua. Untuk menjangkau semua tentu harus masuk dalam medium yang memiliki kecenderungan dipakai oleh masyarakat. Beragamnya masyarakat tentu juga beragam medium yang dekat dengan mereka dan yang nyaman untuk digunakan baik sesuai dengan geografis, sosial, budaya, jenis kelamin, usia dll. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Untuk bisa mencapai sasaran yang tepat kita bisa gunakan alat yang didiskusikan dengan berbagai kelompok sosial yang ada. Hal ini akan memudahkan bukan hanya memilih medianya, tetapi juga cara pengemasannya</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Berikut adalah contoh yang sering dipakai di radio komunitas dalam memetakan media dan informasi </p>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse;">
<tbody>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 24.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">No </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 24.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="text-decoration: underline;">Kelompok Sosial</span></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">SASARAN </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 24.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Informasi yang dibutuhakn</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 24.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Informasi yang dihasilkan </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 24.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media yang dipakai</p>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 71.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">1</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 71.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Anak anak </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 71.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Sekolah favorite </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Tempat bermain </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Pemanfaan IT</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Hak hak anak </li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 71.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Kisah sukses</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Hasil karya kreatif </li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 71.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Media sosial </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Radio komunitas</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Film KOmunitas dll</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 148.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">2</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 148.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Orang tua </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 148.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Mendidik anak di era milenial </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Hak anak </li>
<li style="font-family: Wingdings; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;">…</span><span style="font-family: Helvetica; font-stretch: normal; line-height: normal;">.</span><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;">…</span></li>
</ul>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 148.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Tips mendidik anak </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Cerita sukses </li>
</ul>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 148.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Media Tradisional</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Radio Komunitas </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Pertemuan Warga </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Majalah dinding</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Film </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span> dll </li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 194.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">3</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 194.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pemerintah Desa </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 194.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Regulasi tentang perlindungan anak </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Regulisasi tentang penganggaran untuk perlindungan anak </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Contoh desa ramah anak </li>
</ul>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 194.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Program program perlindungan anak </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Prestasi desa terkait perlindungan anak </li>
</ul>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 194.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<ul>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Media Sosial </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Radio Komunitas</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Website Desa</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Pertemuan Warga </li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Jambore Desa</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Film Komunitas</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>dll</li>
</ul>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 9.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">4</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 9.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Kader Posyandu </p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 9.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 9.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 9.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 8.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 18.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 8.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 73.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">dst</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 8.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 102.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">dst</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 8.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 98.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">dst</p>
</td>
<td style="border-color: #000000 #000000 #000000 #000000; border-style: solid; border-width: 1.0px 1.0px 1.0px 1.0px; height: 8.0px; padding: 4.0px 4.0px 4.0px 4.0px; width: 90.0px;" valign="top">
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 9px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">dst</p>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Penggunaan alat diatas biasanya dilakukan dalam diskusi komunitas yang dihadiri setidaknya mewakili setiap kelompok sosial di level desa secara partisipatif. Mungkin akan ada beberapa perbedaan satu lokasi dengan lokasi yang lain. Misalnya di perkotaan yang banyak pilihan medianya akan sangat berbeda dengan di desa yang sedikit pilihan medianya, bahkan jarak antar kampung ke kampung atau rumah ke rumah cukup jauh. Maka langkah pertama yang penting dilakukan adalah melihat, media apa yang sering dipakai dalam komunitas tersebut. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="color: blue; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Manfaat Media Komunitas </b></p>
<ol>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Membangun saluran informasi dan komunikasi di dalam komunitas. Inti dari berkomunitas adalah komunikasi, tidak akan ada komunitas tanpa komunikasi. Semakin terbukanya berbagai pilihan saluran komunikasi dan informasi akan semakin menguatkan proses berkomunitas itu sendiri. Satu sama lain akan semakin memahami dan saling terikat dalam sebuah nilai kepedulian dan tanggung jawab .</li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ol start="2">
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Membuka ruang-ruang dialog dan pertukaran pendapat untuk pemberdayaan masyarakat, pemberdayan perempuan, perlindungan hak anak. Penting dipahami bersama bahwa persoalan perempuan dan anak adalah tanggung jawab bersama dalam komunitas. Untuk menjadikan isu perempuan dan anak sebagai tanggung jawab bersama, tentu membutuhkan ruang dialog membangun pemahaman bersama. Berbagai dialog bisa dilakukan baik melalui pertemuan tatap muka, siaran di radio komunitas atau TV Komunitas yang juga dituliskan dalam media cetak terus dilakukan. Ruang ruang dialog ini akan melahirkan pendapat dan gagasan warga bagaimana mengembangkan kehidupan bermasyarakat ramah terhadap perempuan dan anak. </li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ol start="3">
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Mendorong partisipasi warga komunitas dalam perjuangan hak perempuan dan anak . Yang namanya berkomunitas adalah rasa senasib sepenanggungan, bukan jalan sendiri sendiri karena setiap kelompok sosial punya kelemahan sekaligus kekuatan. Media komunitas bisa turut serta menggugah kesadaran kolektif itu tentu dengan pengelolaan informasi dan pengetahuan. Informasi dan pengetahuan tentang perempuan dan anak ini jika dikelola secara konsisten dan terus menerus maka mendorong perubahan perilaku di dalam komunitas, dan jika perubahan perilaku ini dipupuk dan dikembangkan terus menerus maka perubahan sosial itu akan terjadi. Komunitas secara keseluruhan bukan hanya membantu, tetapi akan menjadi bagian penting pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. </li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ol start="4">
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Menyediakan saluran suara bagi kelompok-kelompok yang tidak bersuara. Tidak semua warga memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk menyuarakan kepentingannya. Demikian juga dengan perempuan dan anak, proses permusyawaratan di desa atau di komunitas belum ramah terhadap kebutuhan perempuan dan anak. Media komunitas bisa mendekati dengan cara lain, ada berbagai macam pilihan media yang bisa untuk membuat semua bisa bersuara dengan beragam cara, bersuara tidak hanya berbicara dan mendengar tidak hanya memakai telinga. Ada yang bisa diajak bicara melalui tatap muka, ada yang menggunakan radio komunitas, ada yang suka membaca dengan buletin komunitas, ada yang senang online dengan media sosial, dengan pertunjukan seni budaya dan masih banyak pilihan yang ada prinsipnya bagaiman semua bisa berkomunikasi dan berbagi informasi dengan baik. </li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ol start="5">
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span><b>Mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki perempuan dan anak. </b> Potensi yang dimaksud adalah kekuatan apa yang dimiliki baik terkait peran perempuan dan anak dalam kehidupan berkomunitas, maupun peran komunitas dalam menjadi bagian penting dalam perlindungan anak. Hal ini layak dipromosikan kepada khalayak yang lebih luas sehingga dukungan makin meluas. Anak anak berprestasi selayaknya diberi ruang untuk menginspirasi anak anak yang lain, karena ini juga akan memupuk jiwa anak untuk mengembangkan diri mencapai cita citanya. Keberadaan media <i>on line </i>yang sudah tidak ada batas wilayah sangat memungkinkan untuk menyebar luaskan praktek praktek baik itu. Semakin banyak media komunitas yang menyebarkan keberhasilan dan potensi ini sekaligus juga akan memperbaiki media kita yang saat ini <b>penuh masalah menjadi media yang penuh harapan</b>. </li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<ol start="6">
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-stretch: normal; line-height: normal;"></span>Sebagai Media Advokasi. Masih banyak persoalan yang menimpa perempuan dan anak dalam komunitas seperti KDRT, pernikahan usia anak, anak berhadapan dengan hukum, media komunitas bisa menjadi media advokasi untuk mempertemukan dengan pihak pihak terkait untuk penyelesainnya. Advokasi juga bisa dilakukan misalnya memperjuangan program dan anggaran untuk perlidungan anak baik di level desa, maupun kabupaten. </li>
</ol>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media adalah alat, tetapi media komunitas bukan sekedar alat, didalamnya ada cita cita bersama, ada gerakan bersama dan yang pasti ada keberpihakan kepada komunitasnya. Arah dan isi dalam setiap media komunitas sangat ditentukan apa cita cita yang akan diraih bersama. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Media komunitas banyak ragamnya, ini adalah kesempatan bagi semua orang untuk memilih mana yang tepat dan efektif. Jangan memaksakan komunitas untuk memilih media tertentu, tetapi kita memilih media mana yang paling nyaman bagi komunitas karena Keragaman kemampuan akan sangat mempengaruhi pilihan orang memilih media. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Daftar Pustaka </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Iman Abda dkk 2008 , Radio Komunitas Indonesia dari Gagasan dan Praktek Lapangan. JRKI </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Eni Maryani Dr Dra MSI 2011, Media dan Perubahan Sosial : Suara perlawan melaui radio komunitas . Remaja Rosdakarya Bandung </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">A Darmanto 2006, Pengelolaan Radio Komunitas , CRI Yogyakarta</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Masduki 2007,Radio Komunitas Belajar dari Lapangan, World Bank</p></div><div><br /></div>sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-43498945411250195442022-03-15T22:09:00.001-07:002022-03-15T22:10:56.239-07:00Radio Komunitas : Media Penyiaran Kebencanaan di Masa Pandemi COVID - 19<p style="font-family: "Helvetica Neue"; font-size: 18px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><b>Radio Komunitas : Media Penyiaran Kebencanaan di Masa Pandemi COVID - 19</b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: center;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;">Sinam M Sutarno</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;">Ketua JRKI </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Pendahuluan</b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Salah satu buah dari Reformasi Penyiaran adalah lahirnya Radio Komunitas sebagai Bagian dari Lembaga Penyiaran Komunitas yang ditegaskan dalam Undang Undang no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Sejatinya praktik ber-Radio sudah terjadi jauh sebelum UU Penyiaran ada, namun karena belum ada regulasi yang mengakui dan mengaturnya maka keberadaannya diangap <i>ilegal </i>atau sering disebut Radio Gelap. Awal tahun 2000 an pegiat radio Komunitas , Radio Kampus , Akademisi , LSM beberapa tokoh Penyiaran Mulai berkumpul dan mendefinisikan radio Komunitas dan merancang strategi Advokasi agar momentum revisi UU Penyiaran di masa reformasi bisa memperkuat demokratisasi Penyiaran dan mengakui keberadaan Penyiaran Komunitas. Puncaknya 15 Mei 2002 aktivis radio komunitas di dukung tokoh Penyiaran, akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat mendeklarasikan Jaringan Radio Komunitas Indonesia di depan Gedung DPR RI dan menyerahkan tuntutan kepada Panitia Khusus RUU Penyiaran DPR RI. Sejak saat itu JRKI aktif mengawal revisi UU Penyiaran, hingga pada 28 Desember 2002 RUU Penyiaran di sahkan oleh DPR menjadi Undang Undang Penyiaran. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Semenjak saat itu radio komunitas di Indonesia tumbuh pesat, di tahun 2004 tercatat di JRKI Sudah ada 600 Radio Komunitas berdiri dari 17 Propinsi. Walaupun seiring dengan perkembangan dan persoalan seperti regulasi yang belum nyaman bagi radio komunitas, jumlahnya menurun, ada radio yang mati, walaupun juga muncul yang baru. Yang perlu dicatat bahwa hadirnya banyak radio komunitas merupakan pertanda meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyiaran sebagaimana mandat Demokratisasi Penyiaran . Radio Komunitas diyakini sebagai cara baru masyarakat bermedia, dari komunitas oleh komunitas dan untuk komunitas. Di Radio Komunitas semua bisa menjadi Jurnalis, menjadi tim redaksi dan sekaligus secara bersama sama menjadi Pemilik media ini. JRKI menegaskan bahwa Radio komunitas bukan soal radio melayani komunitas tetapi Bagaimana komunitas melayani dirinya sendiri melalui radio. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Radio Komunitas dan Bencana </b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan menegaskan bahwa “<i>Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.”. </i> Dan seperti yang kita ketahui bersama banyak sekali Bencana yang sudah terjadi di negara kita bahkan ada yang mengatakan sebagai Supermaketnya Bencana.</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Bencana di bagi kedalam 3 jenis Bencana, yakni <i>Pertama </i>Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. <i>Kedua </i>Bencana Non alam yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit. <i>Ketiga</i> Bencana sosial yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Selama 18 Tahun radio komunitas eksis di Indonesia, tak sedikit kejadian Bencana yang terjadi di lingkungan radio komunitas berada terutama Bencana Alam. Sehingga banyak kerugian baik korban jiwa dan harta komunitas. Dalam Gempa Jogja misalnya, beberapa anggota keluarga dari aktivis radio komunitas meninggal dunia. Maka keberadaan radio komunitas harus berdampak pada ketangguhan masyarakat di daerah bencana dan aktif dalam upaya upaya Pengurangan risiko Bencana, Tanggap Bencana dan Pemulihan pasca Bencana melalui kekuatan informasi dan komunikasi. Bagaimana komunikasi bisa menyelamatkan jiwa? bagaimana komunikasi membuat orang menjadi tangguh? Radio komunitas berada disana untuk turut menjawabnya.</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Pageblug COVID 19 </b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Tetiba COVID - 19 datang, kita semua dikagetkan karena sebelumnya hanya melihat dan mendengar ada virus Corona di Wuhan Tiongkok dan mungkin tak sedikit yang beranggapan tidak akan sampai di Indonesia. Faktanya tanggal 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan untuk pertama kalinya ada 2 orang Indonesia yang sudah positif COVID-19. Dan tak berselang lama 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Menurut WHO bahwa alam waktu kurang dari tiga bulan, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara, dari Asia, Eropa, AS, hingga Afrika Selatan</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Kondisi krisis yang ditetapkan oleh Dunia termasuk Indonesia, namun mayoritas warga (setidaknya yang ada dilihat disekitar radio komunitas) sama sama semua tidak tahu tentang apa dan bagaimana corona. Ada yang menganggap enteng dan cenderung menyepelekan, tapi ada juga yang panik ketakutan. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Kita juga ketahui bahwa COVID 19 adalah Bencana Non Alam sepanjang sejarah kehidupan kita, nyaris mayoritas tidak punya penggalaman dan pengetahuan tentang Pandemi ini. Satu satunya sejarah adalah Flu Spanyol pada masa Hindia Belanda, namun sejarah ini juga tak banyak dipahami oleh warga. Bencana yang sering kita hadapi adalah Bencana alam yang jelas penyebabnya, faktor ancaman dan risikonya. Beberapa tahun yang lalu memang kita pernah berhadapan dengan FLU BURUNG, namun persebarannya tak sebesar yang saat COVID 19</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">COVID 19 adalah BENCANA TANPA MITIGASI, tak ada perencanaan apapun untuk menghadapinya tidak seperti bencana bencana lainnya. Dalam waktu yang tidak lama setelah terjadi bencana, rencana operasi tanggap Bencana bisa ditetapkan, dan dikerjakan bersama sama. Dengan demikian Komunikasi dan Informasi sangat menentukan bagaimana semua orang bisa melakukan Tindakan dengan tepat berdasarkan informasi yang tepat dan cepat. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Penyiaran sebagai media komunikasi masa harus mengambil peran sebagai jembatan, ruang dan sarana komunikasi baik antar pemerintah dengan warga, pakar dengan warga , warga dengan warga. Harapannya warga masyarakat bisa mengenali dan memahami risiko dengan baik, serta upaya upaya pencegahannya. Bagaimana dengan penyiaran Komunitas? Sebagai penyiaran yang lahir dari komunitas, dikelola oleh komunitas dan untuk kepentingan komunitas memiliki Peran strategis terutama sebagai media belajar ditengah Tengah komunitas.</p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Radio Komunitas Merespon COVID - 19</b></p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dalam kondisi komunitas tidak tahu, pengelola radio komunitas juga tidak tahu maka pekerjaan pertama yang dilakukan oleh Radio Komunitas adalah mencari tahu dan berbagai pengetahuan dasar terkait COVID 19. 5 Maret 2020 Jaringan Radio Komunitas Indonesia berbekal informasi dari WHO dan Kemenkes RI maka memproduksi Iklan Layanan Masyarakat untuk pertama kalinya. Berdasarkan Naskah Resmi tersebut maka produksi Audio dilakukan oleh pegiat Radio Komunitas K FM Magelang, dan selanjutnya dibagikan ke semua radio komunitas Indonesia. </p>
<p style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dari berbagai tanggapan dari pengelola radio komunitas yang memutarkan ILM tersebut, materinya cukup membantu meningkatkan pemahaman komunitas terhadap COVID 19. Kemudian seiring dengan perkembangan persebaran Covid 19 telah makin meluas sampai tingkat komunitas, untuk dibutuhkan gotong royong semua pihak termasuk Radio Komunitas untuk menjadi bagian aktif dalam pencegahan laju penyebaran Covid 19. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Radio Komunitas sebagai media milik komunitas memiliki kompetensi untuk dapat menjalankan peran tersebut dengan baik. Seperti Protokol Kesehatan dapat diperluas melalui penyebaran informasi dan Edukasi COVID 19 dengan menggunakan ragam bahasa sesuai dengan bahasa yang ada di komunitas. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Belajar dari pengalaman JRKI dalam merespon bencana alam melalui pengoperasian radio darurat dan Peran radio komunitas juga berperan di daerah bencana selama ini, saatnya radio komunitas berperan dalam pencegahan COVID 19. Dan akhirnya JRKI menetapkan Gerakan Radio Komunitas dalam merespon COVID 19 dengan nama Radio Darurat Siaga COVID 19 “Bersama Radio Komunitas Cegah COVID-19”. Harapn terbesar dari Radio Darurat Siaga COVID 19 adalah <b>Perubahan pengetahuan, sikap, maupun perilaku dalam komunitas dalam menyikapi Pandemi COVID-19.</b> </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Membuat Dapur Produksi 3 ON</b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">15 Maret 2020 JRKI mendirikan Dapur Produksi Radio Komunitas Siaga Covid 19, disini pesan pesan KIE (Komunikasi , Informasi dan Edukasi) dibuat secara bersama sama. Tim produksinya berasal dari berbagai daerah dengan menjadikan <i>WAG</i> (Whatsapp Groub) sebagai kantor atau ruang redaksi. Ada yang berperan sebagai penyusun naskah, pengisi suara, editing audio bahkan video. Dari Radio Komunitas ada Radio Komunitas RASI fm Garut, Bung tomo Banyuwangi , Talenta fm Lombok dll, kemudian pegiat Jaringan Radio Komunitas Wilayah bergabung dalam Dapur Produksi ini. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Sejak didirikan, Dapur Produksi sudah menghasilkan 21 Iklan Layanan Masyarakat baik yang diproduksi sendiri maupun kerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dan Jaringan Pegiat Literasi Digital, AMARC ASIA Pasifik, Gugus Tugas dan Kemkominfo. Berbagai tema tentang COVID 19 , Penangangan COVID 19, Protokol Kesehatan, Himbauan jangan mudik, dll. Hasil produksi ILM kemudian disebarkan ke radio komunitas melalui JRK Wilayah. Sebagian juga dialihbahasakan menjadi bahasa daerah oleh radio komunitas sendiri sendiri. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Selain dalam format audio, ILM juga diproduksi dalam versi Video, sehingga dapat diunggah melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan Whatsapp Group. Pengelola radio komunitas masa kini selain bersiaran juga mengelo akun media sosial baik radio maupun Pribadi, selain itu juga jadi admin WAG di komunitasnya. Berangkat dari audio yang sudah jadi ILM, oleh tim kreatif dari radio komunitas Rasi FM Garut kemudian ditambahkan gambar dan animasi menjadi video pendek. Dengan tambahan format video ini mampu meningkatkan jangkauan pesan kepada masyarakat. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi Radio Darurat Siaga COVID</b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Upaya di atas, dirasa harus ditingkatkan intensitasnya serta disebarkan dan digunakan oleh berbagi pegiat media komunitas. Banyak pakar menyampaikan bahwa pandemi ini masih akan berjalan dalam waktu yang cukup panjang. Ini diperlukan pengembangan langkah-langkah strategis termasuk membangun konten-konten yang dapat memenuhi kebutuhan informasi warga. Ketaatan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci dalam penangangana COVID 19, dan ini terus menerus harus terus disuarakan oleh Radio Komunitas. Untuk itu Radio Komunitas harus mengambil porsi lebih dalam penyiaran terkait COVID 19, dengan menjadi RADIO DARURAT SIAGA COVID 19.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Istilah radio darurat sendiri memang belum dikenal dalam regulasi penyiaran di Indonesia, walaupun secara praktik sudah berjalan sejak Tsunami di Aceh, Gempa Padang, Gempa Jogja, Erupsi Merapi, Erupsi Kelud dan berbagai kejadian Bencana di Indonesia. Dari perjalanan Radio Darurat dalam Aksi Tanggap Bencana selama ini bahwa Radio merupakan sarana yang efektif didalam menyediakan informasi maupun berbagai jenis pengetahuan terkait kebencanaan, juga program-program trauma healing yang bersifat masal. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dengan Radio Darurat ini akan mampu menjembatani penyampaian informasi dari berbagai stakeholder untuk para penyintas. Radio Darurat juga Menjembatani komunikasi antar penyintas yang dikemas dalam berbagai program terkait story telling yang bertujuan untuk menguatkan mental dan semangat penyintas lainnya, juga berbagai kondisi dan keluhan yang hendak disampaikan para penyintas terkait situasi maupun apa yang dirasakan di dalam situasi darurat. Kemudian Menyampaikan berbagai program-program terkait trauma healing dan juga hiburan yang disampaikan baik oleh relawan, instansi terkait maupun BPBD dan lain-lainnya. Dan tentu Saja melalui radio bisa menghibur penyintas atau saling menghibur antar penyintas, mendengarkan, bernyanyi baik tembang masa kini maupun tembang lokal.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dengan adanya Radio Darurat dalam masa tanggap darurat maka Ruang keterlibatan Masyarakat dalam pengeloaan infromasi dan komunikasi sangat terbuka. Radio bisa menjadi penghubung pemerintah, relawan, warga, lembaga kemanusiaan dan banyak pihak lainnya dalam kebencanaan sehingga membantu memudahkan koordinasi. Radio Darurat menjadi ruang informasi, pendidikan dan hiburan bagi penungsi dan semuanya , dan yang paling penting radio akan merawat berbagai cerita tangguh dari komunitas selama tanggap darurat dan akan menjadi pengetahuan di masa mendatang.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dari pengalaman diatas, Radio Darurat Siaga COVID yang didorong JRKI ini diharapkan dapat mempercepat respon covid 19 melalui penyiaran. Ada 2 model yakni Radio Komunitas menjadi Radio Darurat atau mendirikan khusus Radio Darurat. Bagi radio komunitas yang berubah format menjadi radio darurat maka siarannya akan berubah dari jadwal siaran sebelum dengan porsi pencegahan Covid 19 lebih besar, misalnya dengan penyelenggaran Talkshow, Produksi ILM, Ruang Informasi khusus COVID 19. Sehingga perubahan kesadaran dan perilaku masyrakat yang dorong melalui informasi dan pengetahuan yang di gencar disiarkan radio komunitas </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Melalui kerjasama dan berjaringan dengan aktor-aktor yang bergerak di lapangan langsung seperti petugas medis, staf PBPD, dinas Kesehatan serta Pemerintah Daerah pada umumnya dapat disampaikan pesan yang dapat menggugah kesadaran. Keterlibatan aktor aktor diatas akan sangat mempengaruhi bagaimana kualitas pesan radio darurat mempengaruhi masyarakat. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Bagi wilayah yang belum ada Radio Komunitas atau ada Radio Komunitas tapi belum memiliki IPP, bisa bersiaran dengan menjadi Radio Darurat SIAGA COVID-19 dengan mengajukan ISR sementara kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. Dari beberapa pihak yang mengajukan Radio Darurat, Radio Mosintuwu di Tenteta Poso akhirnya menjadi radio pertama yang mendapatkan ISR sementara dari KEMKOMINFO untuk jangka waktu 6 bulan.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Radio Komunitas dan Gotong Royong di Desa </b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Selain kegiatan yang bersifat On air dan online, pegiat radio komunitas juga menjalankan kegiatan <i>onland </i>atau yang selama ini di sebut Off Air. Karena efektifitas pesan di komunitas tidak cukup dengan suara saja, tapi juga praktik langsung. Kegiatan onland juga menguatkan relasi radio komunitas dengan aktivitas di Tengah komunitas. Dalam kondisi COVID 19 ini , banyak pegiat radio komunitas terlibat dalam kegiatan Tim Siaga Desa, Gugus Tugas Siaga Covid di Desa , LSM , Media. Mulai dari Pembagian Masker, Penyediaan Tempat Cuci Tangan di tempat umum, Penyemprotan Disinfektan , penyediaan ruang karantina, radio komunitas banyak yang terlibat. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"> </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pesan pesan suara yang terdengar di radio komunitas juga bisa langsung dilihat oleh masyarakat dalam tindakan nyata. Saat di radio mengajak pakai masker, maka pengelola radio komunitas juga menggunakan masker, menggalang donasi untuk beli masker, dan membagikan masker kepada warga. Saat mengajak Cuci tangan yang bersih, maka tersedia tempat cuci tangan ditempat umum yang diadakan secara goton royong. Hal ini bisa membantu meyakinkan masyarakat untuk taat protokol, jika mereka pakai masker bukan karena takut razia , tetapi karena memang benar benar sadar. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Radio komunitas juga mendokumentasikan inisiatif warga dalam merespon COVID 19 dan menyampaikan Lewat Radio, harapanya akan menginspirasi warga lain. Misalnya ada Keluarga yang dengan Ikhlas menunda/membatalkan pesta perkawinan untuk menghindari kerumunan. Desa atau kampung membatalkan hajatan desa , gotong royong penyediaan alat cuci tangan di tempat umum, yang ini merupakan bentuk dari kesadaran warga untuk memutus mata Rantai persebaran COVID - 19 wajib di sampaikan ke komunitas yang lain. Pesan pesan dari pelaku langsung yang melakukan perubahan akan lebih terasa daya gugahnya.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Dialog Melawan HOAKS </b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pesan pesan yang disampaikan dalam ILM cukup Penting untuk menggugah kesadaran , namun untuk yang lebih dalam tidak akan cukup dijangaku denhan ILM karena membutuhkan ulasan yang lebih baik. Talkshow atau dialog menjadi saran yang efektif dalam menyebarkan pengetahuan kepada warga dan Melihat tanggapan warga atas situasi ini. Salah satu contoh radio Suara Waditra Tasikmalaya bersama dengan Kapolsek berdiskusi di Radio tentang Himbauan Kapolri </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Talkshow ini juga menjawab berbagai macam Hoaks melalui media sosial yang muncul di Tengah pandemi yang sangat masif. Hoaks ini ada yang membuat masyarakat jadi Panik atau sebaliknya membuat masyarakat abai. Maka melalui radio komunitas, Berbagi dialog dilakukan untuk mengajak masyarakat cerdas dalam bermedia sosial sehingga tidak mudah kena hoaks. Di salah satu lokasi radio komunitas, pernah ada hoaks telor rebus bisa menangkal hoaks, sehingga harga telor di sana menjadi mahal dan semua orang mencari telor. Kemudian hoaks tentang COVID hanya rekayasa dan permainan media saja, juga ramai di masyarakat. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Hoaks ini tidak bisa di diamkan, karena akan menambah kerentanan masyarakat di masa krisis seperti ini. Membekali pengetahuan tentang apa itu Hoaks, dan bagaimana menangkalnya terus disampaikan oleh radio komunitas. Mulai dari cari memilah dan memilih informasi yang benar seperti memeriksa sumber yang jelas, media online yang jelas sampai ketrampilan check fakta dengan mengenalkan situs situs yang melakukan check fakta. Karena biasanya hoaks itu sangat mudah dikenali, sumbernya tidak jelas, bahasanya bombastis, medianya juga tidak jelas. Hanya butuh ketenangan sebentar untuk membaca masyarakat bisa memahami hoaks atau benar. Tetapi karena tidak sabar dan pingin terdepan mengabarkan, sering lupa meneliti dengan cermat. Disini radio komunitas melakukan fungsi literasi media , melakukan check fakta dan bisa mendorong komunitas untuk menjadi tim saber hoaks di komunitasnya, terutama dalam group WA keluarga. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Karena tidak semua radio bisa menghadirkan narasumber yang dibutuhkan, Jaringan Radio Komunitas bekerjasama dengan Pokja Pelibatan Masyarakat menyelenggarakan acara Bincang Rabu. Acara talkshow mingguan ini diselenggarakan secara online melalui kanal Youtube JRK Indonesia, dan disiarkan secara langsung maupun tunda oleh radio komunitas. Beberapa tema sudah dibahas misalanya seputar Covid 19, Melawan Hoaks, Kesaksian dari penyintas COVID, Pojok Informasi Covid 19 dll. Bincang rabu juga bisa disimak dalam podcast Spotify sehingga bebas bagi pendengar radio komunitas kapan saja untuk mengaksesnya</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Radio Komunitas dan Pembelajaran Jarak Jauh</b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dimasa pandemi untuk memutus mata rantai penularan maka harus mengurangi berbagai hal yang mengundang kerumunan orang , hal ini berimbas pada kegiatan belajar mengajar siswa. Untuk memastikan agar kegiatan belajar mengajat tetap berjalan, Pemerintah kemudian memiliki kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh melalui Daring. Dalam perjalanannya ternyata Pembelajaran Jarak Jauh secara daring tidak efektif bagi sebagian siswa, berbagai persoalan muncul misalnya tidak semua Wali Murid memiliki <i>Gadget</i> yang kompatibel untuk digunakan sebagai media belajar daring. Kita juga tahu bahwa sampai saat ini jangkauan signal juga tidak merata di wilayah Indonesia. Ada banyak kendala untuk bisa menggunakan media belajar secara lancar karena akses internet tidak stabil bahkan di banyak wilayah tidak ada sama sekali. Persoalan lainnya yang cukup serius bahwa tidak semua orang tua siswa memiliki kemampuan untuk membeli paket data yang cukup, belum lagi diantara mereka ada yang kehilangan pekerjaan akibat COVID 19. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pengalaman SD N 01 Tegalontar, Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan, kurang dari 50% siswa yang bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh. Radio Komunitas PPK Fm Sragi yang memang ada di tengah komunitas Tegalontar, berinsiatif membantu mengatasi salah satu dari problem PJJ sebagai media belajar. Radio komunitas menjangkau masyarakat sasaran yang kesulitan akses internet siaran radio lebih murah untuk diakses karena tidak membutuhkan kuota pulsa. Untuk pengadaan radio penerima membutuhkan biaya kecil , bahkwan 100 ribu rupiah sudah bisa dapat Pesawat radio. Atau dalam HP yang paling lama sekalipun juga sudah ada fasilitas mendengar radio FM. Melalui radio komunitas, semua pihak di masyarakat dapat berperan sertadalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), guru dapat menggunakan radio untuk penyampaian materi ajar, siswa bisa menyampaikan hasil belajar baik dengan WA, SMS, atau mengirimkan hasil tugas ke sekolah. Dengan demikian sehingga memungkinkan komunikasi dua arah dan menumbuhkan kreatifitas. Karena kata Kunci dari proses pembelajaran bukan sekadar guru memberi tugas dan murid mengerjakan, tetapi soal Interaksi walaupun hanya lewat suara. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Selain SDN Tegalontar bersama PPK Fm Sragi, setidaknya sudah ada 5 (limas) Radio Komunitas yang menyelenggarakan PJJ,, SMP 2 Cilegon Banten bersama Radio Komunitas GST fm, SMP 1 Bodeh Pemalang bersama Radio Komunitas BOSA FM, SMP Cisewu Garut bersama Radio Komunitas Rasi FM, SMP Nubatukan Lembata NTT bersama Radio Komunitas Spensa fm, SD Margosari Pringsewu Lampung bersama Radio Komunitas PAM FM , dan masih ada banyak lagi yang Sedang menyiapkan hal serupa.</p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Pembelajaran Radio Komunitas dimasa COVID</b></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Melihat dari perjalanan radio komunitas di masa covid menegaskan bahwa dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang dihadapi radio komunitas, namun banyak peran strategis yang dilakukan untuk komunitas. </p>
<ol>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi media untuk Komunikasi Risiko dan Perubahan Perilaku.</b> Pandemi COVID dengan ketidaktahuan bersama hampri seluruh lapisan, mendorong radio komunitas bisa menjadi ruang untuk saling mencari tahu. Bersama mengenali, memahami risiko dan belajar tentang upaya upaya pencegahannya melalui protokol kesehatan yang disederhanakan dengan bahasa komunitas yang mudah dipahami. Pesan yang disampaikan terus menerus akan berkontibusi dalam membangun kesadaran dan perilaku komunitas untuk mencegah dan menghadapi COVID 19.</li></ol>
<ol start="2">
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi media menggalang solidaritas sosial.</b> Selain pesan pesan yang disampaikan secara on air juga denhan tindakan nyata aktivis radio komunitas dalam upaya pencegahan COVID 19 melalui Gugus Tugas di Level desa. Kegiatan seperti penyemprotan disinfektan, pembagian masker, penyediaan tempat cuci tangan di tempat umum mampu merawat gotong royong dan Solidaritas sosial selain juga memperkuat pesan pesan yang sudah disampaikan.</li></ol>
<ol start="3">
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi poros Kolaborasi media di Komunitas. </b>Dewasa ini banyak media ditengah komunitas, baik yang manual maupun digital. beragam media ini bisa saling menguatkan dan memperluas jangkauan komunikasi radio komunitas melalui 3 On (On Air, On Line, On Land) di radio komunitas. Perbincangan dalam media sosial Bisa diangkat dalam siaran, pun sebaliknya yang disiarkan bisa dibawa ke ranah maya. Dengan skill yang cukup dalam komunikasi dan informasi, radio komunitas bisa menjadi ruang klarifikasi dari banyaknya Hoaks selama COVID - 19 dan menjadi sekaligus memberikan vaksin anti hoaks pada pendengar yang sudah sangat akrab denga media sosial.</li></ol>
<ol start="4">
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi ruang pemecahan masalah.</b> Pembelajaran Jarak Jauh melalui radio komunitas tidak pernah terbayangkan sebelumnya, ketika ada masalah PJJ secara daring ini, radio komunitas mencoba hadir sebagai alternatif solusi. </li></ol>
<ol start="5">
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Menjadi ruang Advokasi Komunitas. </b>Banyak persoalan di komunitas dalam penanganan COVID 19 misalnya tentang pembagian bantuan bagi keluarga miskin atau kehilangan pekerjaan yang belum merata karena soal pendataan. Radio komunitas menyuarakan dan mendiskusikan denga pemangku kepentingan di desa, sehingga suara suara yang tak tersuarakan bisa digemakan bersama di Radio Komunitas.</li>
</ol>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dan masih banyak lagi Peran Peran strategis radio komunitas ini sebagai respons terhada persoalan yang dihadapi komunitas. Pandemi COVID - 19 yang tiba tiba dialami bangsa ini sebagai Bencana non Alam telah menyadarkan arti penting keberadaan penyiaran komunitas dalam kebencanaan. Penyiaran ternyata memang fungsi utamanya bukan soal bisnis atau industri, tetapi bagaimana mencerdaskan komunitas melalui pengelolaan informasi dan pengetahuan secara partisipatif. Dan yang tidak kalah penting, serentetan persoalan dan kesulitan radio komunitas seperti soal regulasi, frekwensi dan perizinan yang belum menjamin tumbuh suburnya radio komunitas segera di cari solusinya. Dengan harapan bahwa radio komunitas kedepan tetap bermakna baik dalam situasi bencana, memperkuat kesiapsiagaan komunitas dan ketangguhan komunitas. </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Penyiaran tangguh akan mampu mewujudkan masyarakat yang tangguh </p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Sumber Bacaan </p>
<ol>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">JRKI 2008 : Radio Komunitas di Indonesia dari Gagasan dan Lapangan, JRKI</li>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Eni Maryani Dr DRa MSI 2011, Media dan Perubahan Sosial : Suara Perlawanan Melalui Radio Komunitas. Remaja Rosdakarya Bandung</li>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Masduki 2007 , Radio Komunitas Belajar dari Lapangan, WorldBank</li>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Akhmad Nasir Dkk 2009, Mengudara Menjawab Ancaman, CRI</li>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Sinam M Sutarno , Majalah Kombinasi Edisi 60-Februari 2015-Merajut Semangat Bersama Radio Darurat</li>
<li style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Catatan Radio Darurat Siaga Covid 2020, JRKI </li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12px;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12px;">Tulisan ini dimuat dalam Buku Dialektika Penyiaran di Indonesia yang di terbitkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2020</span></span></div>sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-2998048409351200942022-01-05T20:37:00.002-08:002022-01-05T20:37:19.837-08:00Regulasi Radio Darurat di Indonesia<p style="font-family: Helvetica; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><b>Regulasi Radio Darurat di Indonesia</b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: center;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><b>Sinam M Sutarno</b></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;">Relawan Tim Radio Darurat - JRKI</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Penyelenggara informasi menjadi kewajiban semua orang dalam upaya Penanggulangan Bencana, hal ini termaktub dalam <span style="color: #e6000e;"><b>UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana. Di dalam Pasal 27 huruf c menegaskan bahwa “ Setiap orang berkewajiban: memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana.</b></span><b> </b>Informasi yang benar tentu akan sangat menentukan bagaiman proses Penanggulangan bencana berjalan dengan Cepat, tepat dan efektif. Semakin Cepat informasi disampaikan, maka semakin Cepat Tindakan baik penyelamatan, pemenuhan kebutuhan penyintas, evakuasi dan Tindakan lainnya akan berjalan dengan Cepat pula. Dengan Demikian media penyampaian informasi dan komunikasi yang Cepat akan sangat Menunjang bagaimana distribusi informasi dan jalinan komunitas Penanggulangan Bencana bisa berjalan dengan baik. Salah satu media yang bisa jadi jembatan informasi dan komunikasi Penanggulangan bencana adalah Penyiaran Radio darurat.</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Sebenarnya peluang Penggunaan Frekuensi Radio bagi penyelenggaraan Radio Darurat di masa tanggap darurat Sudah ada sejak Regulasi penyelenggaran Penyiaran radio darurat sebenarnya sudah ada peluang sejak tahun tahun 2015 melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 4 tahun 2015 tentang Ketentuan Operasional dan tata cara Perizinan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio. Pada pasa 24 Point 2 hurud d disebutkan bahwa ISR (Izin Stasiun Radio ) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan untuk kegiatan, antara lain: (d.) kegiatan tertentu yang bersifat sementara. Kemudian di pertegas dalam Pasal 27 Ayat (1) bahwa Kegiatan tertentu yang bersifat sementara tersebut meliputi Penanggulangan Bencana. Saat terjadi perubahan Peraturan Menter No 4 2015 menjadi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 9 tahun 2018 tentang Ketentuan Operasional Penggunaan spketrum Frekuensi radio, Aturan tentang Penggunaan Frekuensi melalui ISR Sementara masih ada. Pada pasal 44 ayat 1 disebutkan “ ISR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dapat diberikan untuk kegiatan tertentu yang bersifat sementara”. “Ayat (2) Kegiatan tertentu yang bersifat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (c) Penanggulangan Bencana”</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Namun demikin peluang ini belum ada regulasi turunan yang menjelaskan bagaimana proses pendirian radio darurat dan Penggunaan frekuensinya. Tahun 2018 saat terjadi Gempa Lombok ada kebutuhan untuk pendirian radio darurat dan disaat yang sama tatacara perizinan ISR sementara bagi radio darurat belum ada. Namun akan adanya kebutuhan tersebut beberapa radio darurat tetap beroperasi dengan membangun komunikasi dengan Kementerian komunikasi dan informatika misalnya Radio Darurat Lombok Bangkit oleh JRKI , maupun Radio darurat yang diselenggarakan First Response Indonesia. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Tak berselang lama Gempa Lombok, terjadi Gempa di Sulawesi Tengah, upaya pendirian radio darurat mendapat tanggapan dari Kementerian komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Melalui Keputusan Menteri No 773 Tahun 2018 tentang “Percepatan Pemulihan Infrastruktur dan Layanan Sektor Komunikasi dan Informatika Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Wilayah Sulawesi Tengah dan Wilayah sekitar yang terdampak”. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Pada diktum Kedelapan ditegaskan bahawa “dalam rangka memberikan kemudahan penyampaian informasi di silayah Sulawesi Tengah dan Wilayah sekitar yabg terdampak bencana gempa bumi dan tsunami, diberikan kemudahan untuk menyelenggarakan penyiaran radio siaran <i>Frequency Modulation </i>dengan mengajukan permohonan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika melalui koordinator Lapangan. </p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Adapun beberapa ketentuan nya sebagia berikut</p>
<ol>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Hanya dapat diajukan oleh badan Hukum Indonesia dan / atau Organisasi kemasyarakatan.</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Izin diberikan sesuai ketersediaan kanal Frekuensi radio siaran Frequency Modulatio</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Diberikan sesuai dengan urutan (Firast come first serve)</li>
<li style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Melampirkan surat pernyataan yang paling sedikit memuat kesediaan : pertama Mematuhi ketentuan isi siaran yang diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran serta ketentuan perundang udangan. <i>Kedua</i> tidak menyelenggarakan siaran yang bersifat komersial. <i>Ketiga</i> menghentikan siarannya dalam hal menyebebkan gangguan frekuensi radio yang merugikan pemegang izin Frekuensi radio lainnya</li>
</ol>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Dalam diktum Kesembilan disebutkan “dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud aalam diktum Kedelapan disetujui oleh Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika menerbitkan Izin Stasiun Radio Sementara. Kemudian diktum kesepuluh mengatur tentang masa izin dengan ketentuan ”Izin Stasiun Radio Sementara sebagaimana dalam diktum kesembilan dianggap sebagai Izin Penyelenggaraan Penyiaran , dengan masa laku 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi.</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><b>Peraturan menteri komunikasi dan informatika Terbaru No 7 Tahun 2021 Tentang<br />
</b>PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO menyebutkan 3 pasal yang bisa menjadi peluang radio darurat . Di Pasal 60 Ayat 4, huruf c “penggunaan Spektrum Frekuensi Radio yang bersifat sementara untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)”. Kemudian ada penegasan dalam pasal 64 ayat (1) ISR untuk penggunaan Spektrum Frekuensi Radio yang bersifat sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (4) huruf c diberikan untuk kegiatan tertentu sebagai termasuk didalamnya dalam penanggulangan bencana. Di Pasal 87 bahwa Penggunaan Frekuensi di bebaskan dari biaya Penggunaan Frekuensi. “ Kewajiban membayar BHP Spektrum Frekuensi Radio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dikecualikan untuk : f. kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana; “</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Belajar dari pengalaman ke 3 diktum KM 773 diatas , serta Permenkominfo 7 tahun 2021, nampak sudah memiliki arah yang jelas tentang bagaimana radio darurat berdiri di masa tanggap darurat,. Dari yang sangat spesifik pada tanggap Bencana Sulawewi Tengah tahun 2018, maka kedepan KM 773 ini bisa diangkat menjadi peraturan khusus kementerian komunikasi dan informatika tentang tatacara pendirian radio darurat di Indonesia. Sehingga kedepan saat ada bencana, radio darurat segera bisa didirikan untuk mendukung komunikasi dan informasi tanggap bencana Berbasis masyarakat.</p>
<p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p><p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiaEtUr7IxZB3fNbO07yeWx0nebJL4na4TFQOyQ46UuWcmZr87elAOrPb66JRpoR7BNO8xNS9qNwPB5Gh0BGEev6uKBmpuPK5GaEE40lRl_mdfVsTGj0dNhR2HbbPNwa5V9AhEC9_XjuQN6hmzeOBWZc1YWab08EJgi-Mk1qGIqENSUgAr2U2e3zlEG=s3507" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3507" data-original-width="2480" height="558" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiaEtUr7IxZB3fNbO07yeWx0nebJL4na4TFQOyQ46UuWcmZr87elAOrPb66JRpoR7BNO8xNS9qNwPB5Gh0BGEev6uKBmpuPK5GaEE40lRl_mdfVsTGj0dNhR2HbbPNwa5V9AhEC9_XjuQN6hmzeOBWZc1YWab08EJgi-Mk1qGIqENSUgAr2U2e3zlEG=w394-h558" width="394" /></a></div><br /><p style="font-family: Helvetica; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p>sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-69988311556046176492018-04-29T21:06:00.002-07:002018-04-29T21:10:37.182-07:00Lover, Hater, Voter dan Viewer <div class="" data-block="true" data-editor="9jrqf" data-offset-key="7rp2l-0-0" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7rp2l-0-0" style="direction: ltr; font-family: inherit; position: relative;">
<span style="font-family: inherit;">Mungkin 4 hal inilah masyarakat akan mengelompokkan dirinya kala pesta demokrasi datang, entah itu pilpres, pilkada, pemilu legislatif atau bahkan Pilkades. Penggolongan ini sendiri bisa saja alamiah tapi juga sangat mungkin di design untuk kemenangan calon yang diusung oleh para konsultan politik. Lover dan hater tentu sudah sangat mudah masuk ke radar survey survey , maka keberadaanya menjadi sangat penting untuk menarik dukungan dari voter maupun viewer. Peran dominan lover dan hater ini yang memang awalnya untuk strategi pemenangan memiliki dampak buruk bagi satu kata besar masyarakat atau rakyat yang sesungguhnya satu itu. Garis demarkasi yang terlalu tebal ini membuat kebersamaan itu renggang seolah air dan minyak yang susah berbaur. Padahal sesuungguhkanya sama sama air atau sama sama minyak.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">“wong seneng ora kurang pangalem, weh sengit ora kurang panganggit” mungkin kalimat yang menggambarkan akan keberadaan lover dan hater. Dalam bahasa Indonesia artinya “Orang cinta tak akan kekurangan Sanjungan, orang benci tak akan kurang cacian” . Seorang lovers punya kemampuan yang luar biasa untuk memandang kelebihan setiap yang di cinta , hampir setiap kelebihannya dia tahu dan tak lelah untuk mencari tahu. Pun sebaliknya bagi haters, mereka sangat jeli melihat sisi negatif dan kekurangan dari orang yang di benci. Pendek kata cinta dan benci itu sudah ada sebelumya, dan kemudian akan mencari sebanyak mungkin alasan kenapa harus mencintai ataupun membenci.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Pembenci dan pencinta atau lover dan hater bisa menjadi sikap yang bisa diperankan dalam diri yang sama. Jadi seorang pembenci sesuatu otomatis menjadi pencinta sesuatu yang lain, dalam konteks politik misalnya penyinta calon tertentu akan membenci calon yang lain. Namun ada juga penyinta yang tidak membenci, dia hanya fokus pada cintanya hehhehehhe so sweet . Pembenci pun sama, ada juga yang hanya fokus pada orang yang dibenci. Sering muncul istilah “asal bukan dia” karena semua didasari pada ketidak sukaan pada sesuatu , sehingga mengambil sikap “semua baik kecuali dia”</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Lover dan hater, pun yang aktif dan pasif, yang pasif paling hanya menyatakan kebencian dan kecintaannya di obrolan ringan dan tidak ada niat untuk mengajak orang lain pada sikapnya. Tetapi bagi yang aktif tentu beda, mereka ini yang memang secara sengaja menggunakan banyak media untuk menyatakan sikapnya. Lalu apa tujuannya , ya untuk mengajak banyak orang untuk menyintai atau membenci. Yang aktif ini yang banyak menggunakan media sosial di era sekarang ini melalu akun nya, atau yang lover dan hater garis keras merasa tak cukup dengan akun nya , akhirnya memelihara akun akun tak jelas yang kadang di sebut anonim dan akun palsu. Woww sungguh militan yang hater dan lover heehhe . </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Namun bagi hater dan lover punya kekurangan yang teramat dalam yakni otokritik, ya melihat sisi lain dirinya atau cintanya atau yang dibencinya. Coba aja kritik orang yang dicintai walaupun kritik itu benar, serentetan serangan balik justru yang diluncurkan, berbagai pasal pembenaran pun di ucapkan. Yang jelas orang yang dicinta tak pernah salah, pokoknya seperti malaikat deh ……… ngeri. Sebaiknya bagi pembenci, semua langkah orang yang benci adalah salah, capaian dianggapnya pencintraan, ngibul dll sehingga makin enggakk jelas mana kritik mana ujaran kebencian, sama sama ngeri ya</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tapi ingat tujuan penyampaian sikap ini baik hater dan lover adalah untuk mengajak orang lain bersikap sama , suka untuk benci dan benci untuk suka. Lalu siapa orang lain yang ditarget. Dalam konteks politik mereka yang disebut pemilih atau penonton. Bagi pemilih bagaimanan ikut memilih sesuai pilihannya atau tidak memilih sesuai yang tidak dipilihnya. Pun bagi penonton atau viewer agar menjadi pemilih dan memilih maupun tidak memilih seperti dirinya. Pemilih atau voter kalau dalam survey sebagian sudah terbaca menentukan pilihannya dengan berbagai pertimbangan, ada juga yang sedang mencari pertimbangan untuk menentukan pilihannya. Nah beda lagi bagi penonton, mereka hanya melihat semua sebagai pertunjukan yang kadang tak asyik nan menyebalkan, jadi cukup siapkan tepuk tangan atau sorakan huuuuuuuuuuuuu. Bagi penonton semua hanyalah tontonan yang hadir lima tahunan yang tidak berhubungan dengan kehidupannya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Pemilih dan penonton ini jadi sasaran rayuan hater dan voter baik dengan dalil dalin rasional maupun emosional. Lalu apakah voter hanya akan menurut kata lover dan hater, bagi sebagian tentu iya akan terbawa langgam yang dinyayikan oleh lover dan hater. Tapi hal ini tentu tidak berlaku bagi pemilih cerdas karena mereka memiliki kemampuan memilah dan memilih, melihat secara proporsional setiap kandidat yang akan dipilih. Toh yang namanya masih manusia, positif dan negatif adalah dua sisi yang ada, kelebihan dan kekurangan adalah fakta, dan semuanya bisa dilihat sesuai porsinya dan tentu saja kita harus adil sejak dalam pikiran karena itu yang sesungguhnya tidak dimiliki oleh lover dan hater.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Andai saja semua adil sejak dalam pikiran, maka pemilu apapun namanya akan Nyaman dan menyenangkan .</span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="9jrqf" data-offset-key="e7ns4-0-0" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e7ns4-0-0" style="direction: ltr; font-family: inherit; position: relative;">
<span data-offset-key="e7ns4-0-0" style="font-family: inherit;"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="9jrqf" data-offset-key="d6soj-0-0" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; white-space: pre-wrap;">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="d6soj-0-0" style="direction: ltr; font-family: inherit; position: relative;">
<span data-offset-key="d6soj-0-0" style="font-family: inherit;">Sinam M Sutarno</span></div>
</div>
sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-54769497840459659232016-04-26T00:45:00.002-07:002016-04-26T01:01:03.829-07:00Musyawarah itu Penting<h3>
<span style="font-family: inherit;"><b>Belajar dari Advokasi Warga Desa Canden</b></span></h3>
<span style="font-family: inherit;">Salah satu dari banyak hal yang penting dalam UU No 6 tahun 2014 tentang Desa adalah penghormatan atas hak politik warga untuk terlibat dalam kebijakan desa melalu musyawarah. Melalui permusyawaratan inilah diharapkan segala kebijakan desa akan mencerminkan kebutuhan dan kehendak bersama warga desa sehingga dapat dilaksanakan sekaligus dipertanggungjawabkan bersama. Menjaga musyawarah dan memperbaiki kualitas musyawarah sesungguhnya kita sedang menjaga dan mengambil manfaat lebih dari Demokrasi Desa</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sudah siapkah masyarakat desa bermusyawarah? Pertanyaan ini konyol ini sering terlontar diberbagai forum rapat maupun diskusi. Mengapa pertanyaan ini menjadi konyol? Jawabnya sederhana bahwa warga bukan penyelenggara pemerintahan desa, mereka justru harus disediakan ruang agar bisa aktif dalam bermusyawarah tentang agenda pembangunan di desa. Sangat banyak warga desa aktif yang memiliki kepedulian yang tinggi pada kemajuan desanya. Mau bukti geliat partisipasi warga desa? Bahwa mereka siap bermusyawarah? Bahwa mereka peduli?</span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiMyhJiCHW897n_YnFxVVBHH_NycG8ettB1FLxWAEZIY3qIAoSS7RwJ_076KmkalnH2kYCwhsUAeQsEYevs4MEauO1ZV1peFSvOKRBl7kLvefrwBij5UJDfaWHsHlAt24QIMCz7PWAzZA/s1600/IMG-20160425-WA0014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiMyhJiCHW897n_YnFxVVBHH_NycG8ettB1FLxWAEZIY3qIAoSS7RwJ_076KmkalnH2kYCwhsUAeQsEYevs4MEauO1ZV1peFSvOKRBl7kLvefrwBij5UJDfaWHsHlAt24QIMCz7PWAzZA/s400/IMG-20160425-WA0014.jpg" width="400" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;">Spanduk Protes warga yang dipasang Hari Minggu 24 April 2016</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dalam perjalanan ke solo, lewatlah pinggir lapangan di Desa Canden, Kecamatan Sambi Boyolali. Ada pemandangan tak lazim di lapangan itu, banyak spanduk spanduk protes yang bertuliskan <i>“Kembalikan Lapangan Kami Harga Mati, Bukan 120 Jt ”</i>, “<i>Opo Duite Kurang Kanggo Riko</i>”, “<i>meleko kuwi lapangan</i>” dan masih banyak tulisan lainnya. Melihat hal aneh ini, saya berhenti sebentar untuk ambil gambar, kemudian berjalan menuju warung wedangan pinggir jalan yang kebetulan sedang banyak orang, maksud hati untuk mencari kabar ada apa dengan lapangan. Sambil memesan segelas teh hangat dan nasi gudangan, saya mulai pasang kuping apa yang menjadi perbincangan bapak bapak disini. Benar saja, mereka sedang asyik ngobrol dan menggerutu tentang lapangan yang katanya akan disewakan untuk tempat produksi Cor beton jalan Tol.</span><br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSmsvLISY4JQUACmjv6OLT1A-bdNxkHHeouqQ-pzoqIJzBG5WgNa7TSu6Jew4tEYT79JviFUIOjLcdJALsPb4H1rfnrcGmlJYrQJ4xhZKwmOG0vfgYvJVYJSu5R6_ZyEnYbcPhdcE1cKE/s1600/IMG-20160426-WA0004.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSmsvLISY4JQUACmjv6OLT1A-bdNxkHHeouqQ-pzoqIJzBG5WgNa7TSu6Jew4tEYT79JviFUIOjLcdJALsPb4H1rfnrcGmlJYrQJ4xhZKwmOG0vfgYvJVYJSu5R6_ZyEnYbcPhdcE1cKE/s320/IMG-20160426-WA0004.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebagian lapangan yang sudah dimulai untuk Cor Beton</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;">Menurut penuturan warga bahwa hari jumat 22 April 2016 tiba tiba warga dikagetkan dengan backhoe yang ada di lapangan yang mulai mulai melubangi sebagian lapangan dan membuat jalan. Matrial seperti pasir juga sudah mulai masuk lokasi lapangan, ini yang memancing tanda Tanya warga yang tidak tahu mau dijadikan apa karena memang tidak ada musyawarah sebelumnya. Para pemuda mulai mencari informasi terkait dengan lapangan, dan akhirnya diketahui bahwa Lapangan akan dijadikan tempat produksi cor beton. Pihak desa akan menyewakan selama 3 tahun , dengan nilai sewa 120 Juta. Melihat kenyataan ini maka pada minggu 24 April 2016 pemuda dan warga memasang spanduk protes dilapangan yang tegas menolak penyewaaan lapangan karena ini fasilitas umum yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan di desa seperti olahraga. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tanggal 25 april 2016 ratusan warga dan pemuda dari 9 desa menggelar aksi menolak penyewaan lapangan. Dialog pun akhirnya digelar dibalai desa yang menghadirkan Kades, Camat, perwakilan warga dan perwakilan dari DPRD. Proses diskusi yang panjang akhirnya aspirasi warga ini mendapat dukungan dari anggota DPRD Eka Werdaya, dan semua sepakat bahwa lapangan harus dikembalikan fungsinya. Kepala desa pun dengan tegas meminta maaf kepada warga terkait dengan penyewaan ini dan berjanji akan segera memperbaiki lapangan dan mencari tempat untuk produksi cor beton di lokasi yang lain.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dalam peristiwa ini setidaknya kita bisa melihat bahwa : <i>Pertama</i> hanya dalam waktu 2 hari warga desa yang merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah desa mampu mengorganisir diri dan menyampaikan pendapatnya kepada pemerintah. <i>Kedua </i>Mereka mampu meyakinkan kepada semua pihak bahwa yang mereka perjuangkan adalah benar sehingga dalam waktu cepat juga bisa mendapat dukungan dari wakil rakyat di DPRD. <i>Ketiga</i> Warga desa bisa menyampaikan aspirasinya secara damai dan menuntut adanya musyawarah (bukan aksi kekerasan), hal ini menunjukkan kedewasaan politik dan berpegang pada nilai nilai luhur yang ada di desa sebagai sesama warga desa. <i>Keempat</i> Hanya dalam waktu 4 hari tuntutan warga untuk mengembalikan fungsi lapangan dan pembatalan sewe menyewa dikabulkan dalam proses permusyawaratan yang damai. <i>Kelima </i>Kepala Desa dengan legawa menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan berjanji akan segera memperbaiki lapangan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Advokasi yang dilakukan sendiri oleh warga ini menunjukan betapa banyak warga Negara yang aktif di desa yang bisa menjadi motor penggerak pembangunan desa. Mereka jelas memiliki kepeduliaan yang tinggi bagi desanya. Warga Desa Canden memberikan jawaban pada kita semua bahwa guyub itu masih ada, semangat membangun desa itu masih dimiliki warga desa. Mungkin kalau mereka acuh dan masa bodoh dengan desanya, akan dibiarkan lapangan itu menjadi tempat produksi cor beton. Tetapi mereka memilih peduli bukan abai, ini potensi dan modal yang besar untuk membangun desa. Yang terpenting juga, tradisi musyawarah harus dihidupkan agar semua prakarsa warga terwadahi dengan baik dan dikelola bersama untuk kemajuan desa. Musyawarah itu penting. (SMS) </span><br />
<div>
<br /></div>
sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-19524385471278903252016-04-15T01:23:00.001-07:002016-04-15T01:25:17.763-07:00Jaman Akik <div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCUwC0QG760FBFLWd9eucLOwXQcuLdmx8wr14KPtipMBe_3RLeBXuMOGOZhih-_DNCSEESTHlwXyZueeDS6BO9M9Lpasd2oE2n9BQ6GT6GqTUBfuXsWdZgQ4IFxEOYoYA3DOoLo1nqYi0/s1600/Jaman+Akik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCUwC0QG760FBFLWd9eucLOwXQcuLdmx8wr14KPtipMBe_3RLeBXuMOGOZhih-_DNCSEESTHlwXyZueeDS6BO9M9Lpasd2oE2n9BQ6GT6GqTUBfuXsWdZgQ4IFxEOYoYA3DOoLo1nqYi0/s400/Jaman+Akik.jpg" width="233" /></a></div>
Jaman akik<br />
Iki dudu babagan olo opo becik<br />
Nanging nglairke ati kang mosik<br />
Marang kahanan kang molak malik<br />
Gawe bingung lan tintrime wong cilik<br />
<br />
Jaman akik<br />
Yen tak roso soyo mobrak mabrik<br />
Kawulo yo mung kanggo ancik ancik<br />
Nalikane pingin luru palungguhan dingklik<br />
<br />
Jaman akik<br />
Ing kono Durjana ngaku wong apik<br />
Panyandange sarwo resik<br />
Ning polahe tan bedo kirik<br />
Di ajak apik jare mengko disik<br />
Ewodene yen tumindak culiko rindik asu ginitik<br />
<br />
Jaman akik<br />
Sing duwe ati lan laku becik<br />
Ewo semono malah den sirik<br />
Mergo akeh priagung sing kemresik<br />
Ukum nagoro malah den wolak walik<br />
Pranatan suci den othak athik<br />
Nuruti nalar kang licik<br />
<br />
Jaman akik<br />
Tan beda koyo akik,<br />
Najan amung watu kang cilik<br />
Nanging bisa katon becik<br />
Diembani manik manik<br />
Manggon ono driji opo dene jenthik<br />
<br />
Jaman akik<br />
Mulo ojo nganti atimu cilik<br />
Teka titimangsane mengko, becik tetep becik<br />
Pangukuman bakal tinompo marang kang licik<br />
Ayo tetepo manteb dadi wong apik<br />
<br />
@sinam_mssinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-50405943567940073712016-04-12T23:17:00.003-07:002016-04-15T01:28:21.416-07:00Kudu Gugat Sopo<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn5tyoUuchSwts7T7Pu6BupwethAuSrg_lzv_mM_jPxLvVJZ4cprGBxSEXTrDRYohDCFlwhyphenhyphen75XchQegDHep4C2kMTV0-PnNJ2W41e7UWE1klEL_hniAz13ZdtfxAW3Kwgm2_KKdttaXg/s1600/kudu+gugat+sopo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn5tyoUuchSwts7T7Pu6BupwethAuSrg_lzv_mM_jPxLvVJZ4cprGBxSEXTrDRYohDCFlwhyphenhyphen75XchQegDHep4C2kMTV0-PnNJ2W41e7UWE1klEL_hniAz13ZdtfxAW3Kwgm2_KKdttaXg/s400/kudu+gugat+sopo.jpg" width="268" /></a></div>
<span style="background-color: #f4f3f8; color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span>
<span style="background-color: #f4f3f8; color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif; font-size: 19px; line-height: 23px;">Sik sik sik </span></div>
<div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Sakjane opo to karepmu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Jare nyuwun karahayon, keslametan </span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Urip aduh soko beboyo</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nir ing sambikolo</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nanging </span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Tindak tandukmu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Solah tingkahmu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Adoh, adoh soko panyuwunanmu iku</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Malah sajak ngawe awe tekane ciloko </span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Hanggadang gadang praptane beboyo</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Siro entengake karahayon iku</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Among pamrih kamulyan semu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Bumi den pulosoro</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Den keduk den keruk kanti murang toto</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Babar blas tanpo subo sito</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Yo ngono kuwi anggonmu bekti marang Ibu Bumi</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Opo maneh yen mung kancintrakaning liyan</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Wis mesti wae siro kiwakno</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Jane yo ora kurang kurang</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Wisiking gusti ing jagat gumelar</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nanging pancen siro budeg</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nyoto nalarmu cubluk</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Lan atimu wis remuk</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nanging aku ora kelangan pangarep arep</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Muga muga ndang bali warasmu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Bali marang urip sejatimu</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Kang rinengkuh welas asihing Gusti</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Nyawiji marang Ibu Pertiwi</span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">Solo 12 April 2016, </span></span></div>
<div>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;">@Sinam_MS </span></span><br />
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span>
<span style="color: #464958; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><br /></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><b>Harus Gugat Siapa</b></i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Sebentar sebentar</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Apa sih maumu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Katanya minta Keselamatan </i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>HIdup jauh dari bahaya</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Tanpa aral melintang</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Tapi, tingkah lakumu </i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Sepak terjangmu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Jauh dari permintaanmu itu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Malah seperti memanggil datangnya celaka</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>mengharap datangnya bencana</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Kau abaikan keselamatan itu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>hanya karena kemuliaan semu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Bumi di aniaya</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Digali dan keruk tanpa aturan </i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>sama sekali tiada sopan santun</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Seperti itukah kau berbakti pada ibu bumi</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>apalagi kalau hanya kesusahan orang lain</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>pastilah kau abaikan </i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Sebenarnya tidak kurang kurang</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>isyarat Tuhan di muka bumi ini</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Tapi memang kalian tuli</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Nyata nalarmu bebal</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Hatimu ancur</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i><br /></i></span></span>
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Tapi aku tak kehilangan harapan </i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Semoga segera kembali warasmu</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Kembali pada kehidupan sejati</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>Yang direngkuh kasih sayang Tuhan</i></span></span><br />
<span style="color: blue; font-family: "helvetica" , "verdana" , "arial" , sans-serif;"><span style="background-color: #f4f3f8; font-size: 19px; line-height: 23px;"><i>menyatu pada Ibu Pertiwi</i></span></span></div>
</div>
sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-52888203162658060802016-04-12T22:48:00.000-07:002016-04-12T22:48:45.043-07:00Seminggu makan Mie Ongklok Mie Ongklok, hidangan istimewa sehat dan murah ini akan kita jumpai saat memasuki udara dingin Wonosobo. Ini menu wajib kalau saya kebetulan singgah di kota di lereng gunung sindoro sumbing. Tidak ke Wonosobo kalau tidak makan Mie Ongklok, kira kira begitulah slogannya hehehehhe.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
<b>Apa sih Mie Ongklok ?</b></div>
<div>
Mie ongklok adalah mie kuning rebus yang dilengkapi dengan berbagai sayuran seperti kol dan potongan daun kucai. Yang membedakan dengan mie rebus lainnya karena mie ongklok menggunakan kuah yang kental berkanji yang disebut loh. Kuah atau loh ini berasal dari pati yang dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. </div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Diberi nama mie ongklok karena menggunakan alat Ongklok untuk membantu merebus mie ini. Ongklok adalah semacam keranjang kecil yang dipakai untuk membantu perebusan mie. Penggunaan alat ongklok khas wonosobo sehingga diberikanlah nama mie rebus ini menjadi mie ongklok, ini kata beberapa penjual yang sempat saya ajak ngobrol sembari menikmati lezatnya mie ongklok.</div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Awal kali saya merasakan mie ongklok saat melintasi Wonosobo dalam perjalanan keliling <i>tilik </i>radio komunitas di Jawa Tengah. Dan menjadi menjadi semacam kewajiban kalau ke wonosobo ya malam mie ongklok. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Seminggu dengan Mie Ongklok</b></div>
<div>
Akhir Nopember 2015, saya mendapat kesempatan dari Pemkab Wonosobo dan Infest Jogja untuk menemani Sekretaris Desa dan Relawan Pencerah Desa se Wonosobo belajar tentang Penyusunan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) berbasis aset. Karena banyaknya desa, maka pelatihan di bagi dalam 3 (tiga) angkatan, dimana setiap angkatan ada 3 kelas dengan 6 fasilitator. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam pertama di Wonosobo setelah pelatihan, saya bersama Suci Yogya, Mas Bintang Kebumen, Mas Muiz Jogja dan Cak Sadad Jombang menikmati Mie Ongklok dipinggir jalan dekat sri ratu. Mungkin karena saking laparnya Geblek (seperti Aci yang di goreng), Tempe Kemul dan Sate di meja kami habis, sehingga harus menjarah ke meja yang lain. Jamaah konsumen mie ongklok malam itu terpuaskan, sambil sedikit merefleksikan pelatihan hari pertama. Sayangnya fandi tidak gabung makan mie ongklok karena sedang asyik menyiapkan materi untuk hari kedua, sehingga fandi malam itu cukup makan di angkringan sebagaimana kebiasaan di jogja. mungkin fandi tetap ingin merasakan suasana di jogja walau sedang di wonosobo hehehe. Makasih ya mas muiz, yang traktir kami semua heheh</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam kedua, 5 anggota Tim Fasilitator angkatan 1 pulang dan berganti dengan yang Tim yang kedua, saya ditinggalkan sendirian di Wonosobo hik hik hik. Malam itu makan sendirian.................. aduhhhhh gak asyik makan sendirian ya hik hik hik. Dari hotel Kresna saya jalan kaki menuju alun alun, sampai di dekat alun alun bingung mau pilih makanan apa, ah gak mau mikir lama mau makan apa, pas di pinggir alun alun ada gerobak mie ongklok yang sedang melayani 1 orang pembeli, duduklah aku di kursi plastik itu sambil pesen mie ongklok. lumayan deh ada temen makan sambil ngobrol dengan mase yang jual mie. Sukses makan mie ongklok yang harganya cuma 5 ribu coyyyy, pulang ke hotel sambil, tak lupa beli tempe kemul jaga jaga kalau kelaparan di malam nanti hehehe.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam ketiga, dengan mbak Arum dan Mbak Suci Solo kami berjalan ke arah alun alun. Mbak dewi dan mbk titik solo tidak bersama kami karena ada ketemuan dengan temen temen LPTP di wonosobo. Mbak Suci penasaran dengan mie ongklok, maka kami bersepakat makan mie ongklok di depan alun alun. eh ada cerita menarik sekaligus menyebalkan lho,,,,,,. Saat kami makan ada dua orang yang di belakang kami, salah satunya makan mie ongklok. Tak lama kemudian mangkok itu ditaruh di dekat taman dan tidak ada lagi orang yang tadi makan, bapak yang jual mie ongklok kaget dan mencari cari yang makan tadi yang ternyata belum bayar. Kami bertiga kaget kok ada orang yang tegas ya enggak bayar mie ongklok, padahal murah lho. si bapak keliling terus mencari dan tetap tidak ditemukan siapa yang makan dan tidak bayar tadi. Saat ngobrol dengan bapaknya, ternyata ini bukan yang pertama, katanya dulu ada 8 orang yang makan dan pergi tanpa bayar, tega ya. ehhh pemirsa bapaknya ini sudah jualan mie ongklok sejak 27 tahun yang lalu lho. Kata bapaknya, rejeki sudah ada yang mengatur, suka duka jual mie ongklok sudah dijalani dengan ikhlas. Mbak suci yang iba dengan bapak penjual mie ongklok, selain bayarin 3 mie ongklok yang kami makan, juga bayarin yang di makan orang tak dikenal tadi. makasih mbak suci dah traktir kami..... walau mbak suci kurang begitu suka dengan mie ongklok hehehe</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam ke empat, saya sudah merencanakan makan dengan mbak arum, eh tiba tiba mas budi datang dengan mas hasan wonosobo, kami ditraktir makan mie ongklok lagi. walau warung yang ini agak lebih keren di banding sebelumnya, tapi tetep saja enaknya mie ongklok sama sama maknyussnya. Malam kelima, atau malam terakhir di wonosobo, akhirnya aku putuskan untuk menyelesaikan perjalanan di wonosobo dengan mie ongklok lagi, sehingga tiada malam tanpa mie ongklok menjadi taglinenya wkwkwkk.<br />
<br />
Wonosobo itu mie ongklok, dan mie ongklok itu wonosobo. awas kalau aku ke wonosobo lagi, tak ongklok ongklok mie nya<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-40094784873982365712013-07-06T19:50:00.000-07:002013-07-06T19:50:10.032-07:00Petilasan KebokanigoroKebokanigoro, adalah kakak dari Kebokenongo atau ki ageng pengging. Walaupun sebagai anak pertama dari Prabu Handayaningrat, namun Kebokanigoro tidak memilih untuk melanjutkan tahta pengging dan memilih menjadi pertapa yang salah satunya di lereng utara merapi. Tepatnya di dukuh Pojok, Desa Samiran, kecamatan selo ada Petilasan yang konon dahulu menjadi tempat ki ageng kebokanigoro bertapa. Dilokasi inilah Kebokanigoro melakukan pendalaman tentang makna hidup dan kehidupan.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQP5K3yGaWG3xdh5tOYl4XgBHR4npHlcirj8wZuskC7kQ6aQM-eErkegb83oylU4rYtt04H47Ob7X7v-dbOfw7DLbvAy2ypDJPQv86zMg1N0evwywhAZMey4vHpDj9l0trkfIIBzgIJPI/s1600/IMG_20130630_131540.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQP5K3yGaWG3xdh5tOYl4XgBHR4npHlcirj8wZuskC7kQ6aQM-eErkegb83oylU4rYtt04H47Ob7X7v-dbOfw7DLbvAy2ypDJPQv86zMg1N0evwywhAZMey4vHpDj9l0trkfIIBzgIJPI/s320/IMG_20130630_131540.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gapura Petilasan Kebokanigoro </td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xx1EHz7CzLupQCgaQrZ7-M_GZnQjT8xwk2QhiQJpdZKvQ6gvCvK9OwlDQYO1-96DqjbtFoEtigE742LSDj5rqz1voTjbdixXrVSIP0tmNbqLVNEwu7AlnuMAAd0fwR5BxDWCv4jQP6c/s1600/IMG_20130630_131445.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xx1EHz7CzLupQCgaQrZ7-M_GZnQjT8xwk2QhiQJpdZKvQ6gvCvK9OwlDQYO1-96DqjbtFoEtigE742LSDj5rqz1voTjbdixXrVSIP0tmNbqLVNEwu7AlnuMAAd0fwR5BxDWCv4jQP6c/s320/IMG_20130630_131445.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pelataran yang sejuk dan nyaman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQoM5d5xeCA7KwMrRSRHHaYyO6MLx42nxVxhZbG-kZagxiZ-wL5QbkylGEQ7sHQ0BA5_En4-V2AZ65CZnye45vZcuUv_oCc3Uub2DBjadzDF-AmJJA7mX7-nZKcZaQGUj9ih4OJY4F4fw/s1600/IMG_20130630_131352.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQoM5d5xeCA7KwMrRSRHHaYyO6MLx42nxVxhZbG-kZagxiZ-wL5QbkylGEQ7sHQ0BA5_En4-V2AZ65CZnye45vZcuUv_oCc3Uub2DBjadzDF-AmJJA7mX7-nZKcZaQGUj9ih4OJY4F4fw/s320/IMG_20130630_131352.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gapura dalam </td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN8ghC9CVE_eNHU7X_frb84xlXdfMCe3ZC8ZE0uSmZuQEGg7Pfi3hcoBiuR_vlKKyFgh5Tp9bTXQ-V6A7ArrEOjlt5NVqqAIdg8t6U3VtwYcU-EQXEY0pmik9feDvDsVl4mYWBK8RTF-I/s1600/IMG_20130630_131618.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN8ghC9CVE_eNHU7X_frb84xlXdfMCe3ZC8ZE0uSmZuQEGg7Pfi3hcoBiuR_vlKKyFgh5Tp9bTXQ-V6A7ArrEOjlt5NVqqAIdg8t6U3VtwYcU-EQXEY0pmik9feDvDsVl4mYWBK8RTF-I/s320/IMG_20130630_131618.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hutan kecil yang terjaga</td></tr>
</tbody></table>
<br />sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-35550190037164620532012-05-28T21:35:00.002-07:002012-05-28T21:35:30.475-07:001 MEI DI PUNCAK MERAPI<span style="font-size: large;"> MMC fm memiliki agenda rutin melalukan pantauan langsung kepuncak merapi setiap bulan sekali, tepat pada malam selasa kliwon tanggal 1 mei 2012, bersama dengan Mujianto dan Andi, aku naik ke merapi. Jam 12.00 diantar oleh karman sampai ke New Selo yang kebetulan saat itu ada Tim Pendaki dari Yogyakarta. dengan berjalan sesuai dengan kemampuan karena memang tidak terbiasa mendaki hehehehhe, akhirnya tepat pukul 04.00 sampai juga di pasar bubar, sebuah lokasi yang cukup luas di merapi yang dipenuhi dengan batu dan pasir. setelah jeda sholat subuh perjalananan dilanjutkan ke Puncak Merapi</span><br />
<br />
<br />
<i><span style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;">berikut ini foto foto selama di puncak merapi, dan beberapa informasi yang kemudian menjadi bahan untuk siaran radio komunitas MMC f</span>m</i><br />
<div>
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZcZtGj7sebq35Hcp-QsXIOKjKJWcV-PJuB29YlMmEVBCW_VTSHqFVZm-msvFfehP2Z-EPzi5LaIBNKRDjB18PevSzF8p3HIlHN-SzUo2BGlUMlaQKBnwMz-Bj0azqobcz9qpca-9RbVE/s1600/merapi+1+mei+e.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZcZtGj7sebq35Hcp-QsXIOKjKJWcV-PJuB29YlMmEVBCW_VTSHqFVZm-msvFfehP2Z-EPzi5LaIBNKRDjB18PevSzF8p3HIlHN-SzUo2BGlUMlaQKBnwMz-Bj0azqobcz9qpca-9RbVE/s200/merapi+1+mei+e.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perjalanan turun dari Puncak Merapi</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidJsZWBFQCoVQ6CfSmaf1tAyd2avtvV_dc-Hf9DMAcNICFoYD2Av4vmoeju4bBKqhnXn8RPnuy3HBTKY_XBTvVFyvbPRVJRbkowTMYwN5DDv2BMJEGPt-5dJ4YzLtP2IqgHt4tjJ_AIFE/s1600/merapi+1+mei+d.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidJsZWBFQCoVQ6CfSmaf1tAyd2avtvV_dc-Hf9DMAcNICFoYD2Av4vmoeju4bBKqhnXn8RPnuy3HBTKY_XBTvVFyvbPRVJRbkowTMYwN5DDv2BMJEGPt-5dJ4YzLtP2IqgHt4tjJ_AIFE/s320/merapi+1+mei+d.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Melihat kawah merapi yang luas</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGhsqFLFi_PJ-Skq_m3nHlFc-bCgeX5PaIcwt18Ecm1ggaRB0dyZP0a6JxX7D58jPqP3LYWxkLZrbMD3arx6dgwPtwuZT5PgromPy_ZLeydqhQeh2KWIccrTKHADQ2wRtb9jERx2Zbc50/s1600/merapi+1+mei+a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGhsqFLFi_PJ-Skq_m3nHlFc-bCgeX5PaIcwt18Ecm1ggaRB0dyZP0a6JxX7D58jPqP3LYWxkLZrbMD3arx6dgwPtwuZT5PgromPy_ZLeydqhQeh2KWIccrTKHADQ2wRtb9jERx2Zbc50/s200/merapi+1+mei+a.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">di Pasar Bubar</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZcZtGj7sebq35Hcp-QsXIOKjKJWcV-PJuB29YlMmEVBCW_VTSHqFVZm-msvFfehP2Z-EPzi5LaIBNKRDjB18PevSzF8p3HIlHN-SzUo2BGlUMlaQKBnwMz-Bj0azqobcz9qpca-9RbVE/s1600/merapi+1+mei+e.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVHHvQnwzpoNSkGaCi-AiudicDEDDqW1XSfa-cKyyBwmYqfwOm8tfwdG4GZl2i3Jwryv4YFcpC2RhPFy7QQGfOGj12Gp9tjTMUA_cW0zam3olB3ahg5EHJ139wTAf26KaAsyQPL1XAA54/s1600/merapi+1+mei+f.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVHHvQnwzpoNSkGaCi-AiudicDEDDqW1XSfa-cKyyBwmYqfwOm8tfwdG4GZl2i3Jwryv4YFcpC2RhPFy7QQGfOGj12Gp9tjTMUA_cW0zam3olB3ahg5EHJ139wTAf26KaAsyQPL1XAA54/s200/merapi+1+mei+f.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perjalanan di Pasar Bubar</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0RxE3dVWPcu2-uMKCP-5kpUQdNpAOQAbKNCXFNy3GCh2jNe7yEHfHt9txqEZQX2CO_7_GWNDWXz6-j7z67AENRzDlgqu1dpR9uZsGlSTlXYBdKNqKbfJ13SDhq-6OTe9dpjVrCkeOQYw/s1600/merapi+1+mei+c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0RxE3dVWPcu2-uMKCP-5kpUQdNpAOQAbKNCXFNy3GCh2jNe7yEHfHt9txqEZQX2CO_7_GWNDWXz6-j7z67AENRzDlgqu1dpR9uZsGlSTlXYBdKNqKbfJ13SDhq-6OTe9dpjVrCkeOQYw/s640/merapi+1+mei+c.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sisi Merapi sebelah selatan yang terbuka</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7R-Bm-a3xYcSRljWKJrpFQJRZud1iLlbN0rb8oklHMZ6V_qn_W1XQ-XnaykSb4-J_lp4TR5PNKOgeDwK4Z11iCKEabu1-LW59yhsBRVWU5ISVvXj-IzXuNKsr6YBKYXQx2o9Vp-CyYLw/s1600/merapi+1+mei+b.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7R-Bm-a3xYcSRljWKJrpFQJRZud1iLlbN0rb8oklHMZ6V_qn_W1XQ-XnaykSb4-J_lp4TR5PNKOgeDwK4Z11iCKEabu1-LW59yhsBRVWU5ISVvXj-IzXuNKsr6YBKYXQx2o9Vp-CyYLw/s640/merapi+1+mei+b.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kawah Merapi terlihat beberapa sisi dindingnya longsor</td></tr>
</tbody></table>
<br />sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-69407686399548134022011-12-29T22:44:00.000-08:002011-12-29T22:46:17.203-08:00Merapi 2010. Riuh, Penuh Peluh, Tanpa Keluh<div>Boyolali- Ungkapan diatas hanya ingin bercerita tentang perasaan dan bukan bermaksud mendramatisir situasi. Ungkapan ini kami dedikasikan kepada kawan-kawan relawan yang telah tergabung dalam misi kemanusiaan bersama dengan Jalin Merapi di Boyolali (JM 4 dan JM 5) semenjak erupsi Merapi. Karena kawan-kawan relawan semualah, bhakti bersama ini bisa diwujudkan untuk warga Merapi di Boyolali (Musuk, Selo, Cepogo).</div><div><br /></div><div>Awalnya inisiasi misi kemanusiaan dimulai di Selo oleh kawan-kawan MMC pada tanggal 28 Oktober 2010 di rumah saudara Muji, Dk Pentongan, Ds Samiran, Selo.</div><div><br /></div><div>Sebenarnya bagi kawan-kawan Selo, letusan tanggal 26 Oktober 2010 tidak banyak mempengaruhi aktifitas warga Selo, mereka masih menganggap Selo akan aman-aman saja karena berada di punggung Merapi. Jadi untuk membuat posko saja belum begitu dirasakan relevansinya.</div><div><br /></div><div>Apalagi kalau melihat pengalaman tahun 2006, saat itu semua organisasi sosial apalagi partai politik sudah kontes posko peduli di Selo. Berbagai relawan dari banyak institusi sudah meramaikan Selo lengkap dengan berbagai atribut dan bendera kebesarannya yang tentu dengan ukuran yang sangat besar. Yang jelas pengalaman 2006 membuat kawan-kawan MMC tidak cukup bersemangat untuk membuat posko.</div><div><br /></div><div>Padahal saat itu kawan-kawan di Magelang dan Klaten sudah banyak beraktifitas di Posko masing masing. Wajar saja kalau di Boyolali sangat berbeda dengan 3 kabupaten yang lain, jika Tempat pengungsian di Magelang sudah penuh dengan pengungsi, hal ini tidak terjadi di Selo. Justru lokasi ini kosong, setelah warga diungsikan malam hari, paginya sudah pulang semuanya. Namun demikian, walaupun tidak cukup bersemangat dan tidak yakin akan langkahnya, kawan-kawan MMC tetap mendirikan posko di Rumah Bp Sumarno (mas Wage) Dk Blumbangsari, Desa Samiran, Kec Selo.</div><div><br /></div><div>Peristiwa ledakan Merapi pada dinihari 30 Oktober 2010 merubah pandangan warga Selo akan Merapi, tidak biasanya ledakan terdengar di Merapi. Malam itu semua warga memadati lapangan Samiran dengan seribu kebingungan dihatinya. Malam itu semua orang bingung, termasuk saya yang sore hari baru pulang dari Stabelan mengantar Jenazah Paimin, korban Merapi. Setelah malam itu warga tidak lagi menganggap bahwa akan aman-aman saja di Selo. Dan kawan-kawan MMC mulai giat di posko dan di deklarasikan Jalin Merapi Boyolali (Selo). Beberapa kawan seperti Muji, Widodo, Sunardi, Wardi, Bowo, Sartono memulai aktifitas dengan pendataan di lokasi-lokasi pengungsian yang tersebar di sekitar lapangan Samiran. Sementara saya masih bolak-bolik Selo dan Dukun Magelang.</div><div><br /></div><div>Di Posko JM Boyolali sejak tanggal 30 ini sudah banyak aktifitas, selain pendataan berbagai bantuan logistik sudah mulai masuk. Aktifitas distribusi banyak dilakukan malam hari karena para pengungsi baru berdatangan di sore hari. Yang agak menyulitkan karena pengungsi banyak yang menempati rumah-rumah penduduk yang jumlahnya per rumah antara 10 - 50 orang. Beberapa relawan menyikapi situasi ini dengan masuk ke rumah-rumah yang ada pengungsinya dan mendata berapa orang dan apa kebutuhannya. Baru pada malam sekitar jam 20;00 distribusi dilakukan. Selain itu juga berkoordinasi dengan lokasi-lokasi pengungsian yang jumlah warganya banyak seperti Selo PAss, Lapangan Samiran, aula Kecamatan, Balai desa Samiran dan Bungalow tersenyum.</div><div><br /></div><div>Hal lain yang menjadi kegiatan kawan-kawan relawan JM Boyolali waktu itu juga membantu proses evakuasi, misalnya dengan terlibat dalam pengaturan lalulintas di depan posko karena setiap menjelang sore, kendaraan dari arah barat yang mengevakuasi warga melintas di depan posko dengan kecepatan tinggi. Beberapa relawan berjajar di pinggir jalan memberikan aba-aba agar para pengemudi berhati hati. Yang paling membuat relawan jengkel, di saat banyak kendaraan evakuasi berjalan cepat masih juga ada truck pasir yang berjalan melawan arah. Maka beberapa percekcokan dengan pengemudia truck pun terjadi.</div><div><br /></div><div>Aktifitas di JM Boyolali waktu itu makin hari makin ramai, jumlah relawan makin banyak terutama beberapa pemuda dari Kuncen, Pojok, Pentongan dan Tegalsruni yang membantu di posko. Relawan dari luar Selo sudah mulai berdatangan seperti Faris dan Antok, kemudian kawan-kawan dari GP Ansor Boyolali (Ribut, Anis dkk).</div><div><br /></div><div>Tanggal 3 November 2010 Merapi meletus lagi, dan dari Selo terlihat pijaran api yang cukup besar disertai gemuruh yang cukup hebat. Kepanikan tak terelekkan lagi, sejak malam itu beberapa warga Selo sudah mulai banyak yang mengungsi ke Boyolali. Bahkan warga di sekitar posko sudah banyak yang ke daerah Selo bagian utara karena menganggap di sana lebih aman.</div><div><br /></div><div>Aktifitas JM selain mengupdate kondisi Merapi, juga masuk ke tokoh-tokoh untuk memberikan gambaran tentang kondisi Merapi dan mendorong adanya evakuasi bagi warga yang dekat dengan Merapi.</div><div><br /></div><div>Kamis 4 November, kepulan asap Merapi tidak henti-hentinya membumbung ke atas dan gemuruh makin lama makin keras. Sore itu terjadi evakuasi warga ke Boyolali, namun sebagian besar masih di Selo. Hingga malam hari sekitar jam 08:00 kawan-kawan masih di Posko, sambil memastikan apakah warga sudah terevakuasi semua. Isu demi isu beredar di masyakarat, sebut saja Merapi mau punggel tumpeng (meletus dan sebagian besar kubahnya akan longsor), gas beracun dll. Terjadilah evakusi yang luar biasa riuh tanpa ada komando yang jelas. Yang jelas, warga Selo, Cepogo dan Musuk tidak memiliki pengalaman evakuasi yang baik sehingga suasana jalan Selo sampai Boyolali sangat kacau.</div><div><br /></div><div>Melihat kondisi ini maka posko di Selo dinyatakan tidak efektif lagi karena warga dan pengungsi di Selo sudah pindah ke Boyolali semua, akhirnya dalam kondisi darurat saya berkoordinasi dengan Ketua KPUD Boyolali Ribut Budi Santoso untuk meminjam Aula KPUD untuk digunakan sebagai posko JM Boyolali. Atas kesepakatan bersama, Aula KPUD di jadikan posko, masalahnya saat itu semua tim JM masih di Selo. Akhirnya saya melakukan kontak dengan kawan-kawan Forabi di Boyolali seperti mas Eko Bambang Setiawan, Santi, Suji dll. Saat itu juga Eko dan Suji segera mempersiapkan posko di Boyolali. Di saat itu ada kiriman relawan dari JM Induk sekitar 11 orang yang dipimpin oleh Dwi Amphas. Maka tim ini segera bergabung dengan kawan lokal di sana. Malam itu selain mempersiapkan posko juga melakukan pendataan lokasi-lokasi yang digunakan oleh para warga untuk mengungsi.</div><div><br /></div><div>Di Selo suasana makin malam makin mencekam, listrik di posko padam sehingga kawan-kawan sudah dalam kondisi siaga penuh untuk segera mengamankan diri jika kondisi Merapi makin mengkhawatirkan. Saat itu semua sudah bersiap di atas sepeda motor, ada Saya, Muji, Antok, Sartono, Warji dan beberapa kawan yang lain.</div><div><br /></div><div>Tepat pukul sembilan Merapi tertutup kabut dan kawan-kawan bergeser ke timur, namun ternyata masih ada beberapa warga yang ada di Balai Desa Samiran. Akhirnya kawan-kawan menghimbau agar warga segera meninggalkan balai desa, atas himbauan ini warga segera meninggalkan lokasi. Diantara mereka ada yang ke Selo duwur dan ke Tompak Tarubatang (menurut informasi malamnya mereka pindah lokasi ke Boyolali). Setelah balai desa dan bungalow Selo kosong kami bergeser ke Selo Pass, ternyata di sana masih ada warga sekitar 30 orang yang kebanyakan perempuan, anak dan manula. Kami tanya kenapa masih di sini, jawabnya mau pergi tapi enggak ada kendaraan.</div><div><br /></div><div>Maka waktu itu kami bersama dengan salah satu anggota SAR (Marlan) melakukan koordinasi dengan kawan-kawan yang ada di Boyolali. Banyak mobil yang mau jemput, namun sebelum sampai lokasi mereka sudah balik arah karena takut dengan kondisi Merapi yang makin kencang gemuruhnya dan apinya. Hingga akhirnya ada mobil pick up yang datang, namanya pengemudinya mas Joko warga Dk Gebyog, desa Selo. Kemudian warga ini naik ke mobil untuk menuju ke Boyolali, pertanyaan kemudian di Boyolali mau ngungsi di mana? Pertanyaan mas Joko ini agak membuat kami bingung karena kami juga tidak tahu bagaimana persiapan lokasi pengungsian di Boyolali. Tanpa berpikir panjang saya jawab, "ke KPUD saja mas", padahal sebenarnya KPUD akan dijadikan posko informasi dan logistik JM Boyolali, tetapi saya enggak ada pilihan lain. akhirnya mas joko mengantar warga ke KPUD Boyolali.</div><div><br /></div><div>Setelah itu kami berlima bertahan di Selo pass memantau kondisi Merapi.</div><div><br /></div><div>(bersambung)</div>sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006799152199690650.post-84585886562438973002011-12-29T22:42:00.000-08:002011-12-29T22:44:42.962-08:00Selamat Jalan Paimin<div>Kehadiran letusan merapi yang seharusnya mendapat perhatian yang penuh oleh semua pihak, terutama pemerintah ternyata tidak pada kenyataannya. Bukan mendaramatisir situasi, tapi sungguh hari ini adalag hari yang sangat membuat hati saya terpukul, marah, berontak, dan KUDU MISUH...............</div><div><br /></div><div>Siang jam 14.11 terdengar oleh saya dan kawan kawan di POSKO Jalin Merapi, Dukun Magelang informasi dari radio komunikasi kompak yang menyatakan ada warga Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali yang meninggal di RSUD MUntilan yang bernama PAIMIN anak dari pak Karto dan bu Sapari. sebagai sesama warga lereng merapi, kemudian saya bergegas menuju rumah sakit diantar oleh Pandu salah satu relawan Jalin Merapi.</div><div><br /></div><div>Sesampai di sana saya melihat ada orang tua yang tampak lelah dan gundah sedang dinasehati oleh salah satu relawan, saya coba memastikan apakah ini adalah keluarga almarhum? dan ternyata benar, yang dihadapan saya adalah pak Kartokarno ayah dari Paimin. saya ulurkan tangan dan lalu saya perkenalkan diri sebagai sesama warga selo warga lereng merapi kemudian kuberabikan untuk bertanya tentang paimin, lantas lelaki sepuh ini mengantarkan ke salah satu ruag di UGD RSU Muntilan. Hati sontak kaget melihat jasad kecil terbujur, lalu saya buka kain penutup muka yang kemudian terlihat wajahnya yang ganteng namun meninggal. selanjutnya kuusapkan tangan ku dari atas mukanya untuk memejamkan matanya.</div><div><br /></div><div>Setelah aku tutup lagi dan aku dekati pak karto yang sangat kelihatan terpukul. Kemudian saya tanyakan penyakit apa yang diderita PAIMIN, sehinga dia meninggal dunia di usianya yang masing 4,5 th. Dengan lugas pak karto menjawab "PAIMIN sakit watuk mas", kemudian dia melanjutkan bahwa sebelumnya dia berada di TPS (Tempat Penampungan Sementara) Bencana Merapi di Tlogo Mulyo, "wau jam songo dugi mriki mas, namung jam kalih PAIMIN sampun mboten wonten" begitu ungkapnya lirih kepada saya. dalam hati saya merasakan betapa bapak ini sangat kuat menemani sendiri anak kesayangannya yang sudah tidak bernyawa lagi. Setelah itu saya bertanya dimana ibu? lalu beliau menjawab ibu ada di depan, kemudian saya diantar menemui ibu ibi di teras RSU Muntilan, air matanya yang terus mengalir dan isak tangisnya begitu dalam, seakan dia tidak percaya anaknya sudah meninggal saat merapi habis meletus. Saya hanya mengatakan "sabar nggih bu, sedoyo sampun kersanipun Gusti" walaupun hati juga bertanya kenapa PAIMIN yang mungil dan ganteng itu harus meninggal?</div><div><br /></div><div>Saya bergegas menemui petugas tentang bagaimana selanjutnya proses jenazah PAIMIN akan di bawa pulang ke Tlogolele. oleh petugas dijawab bahwa akan ada ambulan dari selo yang akan menjemputnya, saya coba menegosiasikan agar bisa diantar saja tanpa menunggu ambulan dari selo. tetapi rupaya memang sudah ada ambulan dari Selo yang akan menjemput.</div><div><br /></div><div>Kurang lebih pukul 15.00 Ambulan Puskesmas Selo datang bersama tiga orang, mas aris (driver), Mbak endang (Bidan) dan MBak Win (Bidan). Tanpa berproses panjang kami bertiga kemudian seger mengurus adminsitrasi untuk proses kepulangan Jenazah PAIMIN.</div><div><br /></div><div>Diatas bangku beroda jenazah paimin mendekat ke ambulan yang sudah disiapkan di depan Pintu UGD RSU MUntilan. kemudian saya bopong jenazah paimin ke dalam Ambulan diikuti oleh pak karto dan bu sapari. kemudian saya bergegas untuk turun dan pamitan dengan pak karto, baru mulai melangkah saya merasa tidak tega meninggalkan kedua orang tua ini yang tiada henti menangis. akhirnya saya putuskan untuk turut serta dalam rombongan mengatarkan PAIMIN ke rumahnya di Stabelan.</div><div><br /></div><div>Sepanjang perjalanan Muntilan Magelang- Tlogolele Boyolali, Ibu Sapari tidak hentinya menangis dan sesekali saya kuatkan dengan sedikit ungkapan. pak karto dengan begitu rasa sayangnya menemani jenazah PAIMIN di pembaringan sambil memegangi tubuh mungilanya yang tergoyang goyang oleh kondisi jalan yang bergelombang. dalam perjalanan saya berharap bahwa nanti pak karto dan bu sapari akan mendapatkan nasehat dan tutur indah dari para pejabat dan petugas yang sedang berjaga jaga dengan kondisi merapi.</div><div><br /></div><div>Sesampai di stabelan, ibu sapari dan pak karto turun dipapah oleh saudar saudar dan tetangga yang sudah menunggunya dirumah. kemudian jenazah saya bopong kembali menuju rumahnya setelah itu jazad terbaring di meja yang sudah disediakan oleh para tetangga. suasana berubah menjadi sangat haru ketika semua sanak saudara turut sedih dan menangisi kepergian PAIMIN.</div><div><br /></div><div>Para tetangga dengan ramah menyapa kami bertiga (saya, mbak endang dan mbak win). tetapi tiba tiba hati saya bertanya, marah berontak.</div><div>Dimana ya pemerintah? ini warganya meninggal kok enggak ada yang disini selain pak bayan? kami saling pandang, lalu saya segera bergegas pamitan dengan pak karto dan bu sapari kemudian kami turun menuju mobil. saya bertanya kok begini ya mbak? pada kemana to mbak para petugas kebencanaan? lalu mbak endang dan mbak win menjawab " ya memang begini, ini saja inisiatif kita". " Wah yen ngene iki kudu misuh mbak" celetukku , lalu dengan sabar mbak endang bilang " Rasah misuh". tetapi hatiku tetap saja mulai panas dengan kondisi ini, kemudian kami menuju Balaidesa Tlogolele. sesampai disana mbak win dan mbak endang ke balaidesa, saya berdiri dipinggir jalan bersama dengan Aparat TNI dan beberapa warga yang sedang ngobrol di jalan. kami sempat ngobrol tentang kondisi merapi dan pengungsian yang cenderung kosong di beberapa tempat di selo dan kalau ada hanya lansia, ibu ibu dan anak anak.</div><div><br /></div><div>Tak lama kemudian mbak win dan mbak endang keluar dari balaidesa, kemudian menuju mobil, namun diperempatan ketemu dengan Bidan yang lain yan tahu kondisi sakit PAIMIN. saya sedang ngobrol dengan warga lain dan saya ceritakan kalau ada yang depresi di magelang, lalu mbak bidan tadi bilang "lho PAIMIN kan Depresi juga". betapa kagetnya setelah mendengar ungkapan mbak bidan.</div><div><br /></div><div>Jujur saya makin marah atas kondisi ini. itu artinya PAIMIN ini korban bencana merapi? kenapa paimin juga baru kerumah sakit tadi jam 9? bukankan kondisi PAIMIN sudah diketahui sejak dini? setelah meninggal kok begini juga? kemana pemerintah? saya sangat berharap kehadiran pemerintah bersama dengan petugas kebencanaan akan membantu mengurangi beban sedih pak karto dan bu saparini. ternyata pemerintah ABSEN LAGI.........................</div><div><br /></div><div>Enggak sehat nya, enggak meninggalnya, pemerintah sama saja. Rakyat tetap sendiri. Pak Karto, Bu Sapari Ingkang Sabar Nggih............ Mugi Gusti Paring Panggenan ingkang sae kagem Paimin. Nderek Belo Sungkowo</div><div><br /></div><div>(Sinam bersama dengan TIM Jalin Merapi)</div>sinamerapi@blogspot.comhttp://www.blogger.com/profile/08094093335319811181noreply@blogger.com0